PRABUMULIHPOS.DISWAY.ID - Lampion merah menjadi salah satu elemen yang paling mencolok dalam perayaan Imlek.
Lebih dari sekadar dekorasi, lampion ini mengandung makna mendalam yang mencerminkan harapan, keberuntungan, dan perlindungan dalam tradisi Tionghoa.
Sejarah lampion merah dapat ditelusuri hingga zaman Tiongkok kuno, di mana awalnya digunakan oleh masyarakat agraris sebagai alat penerangan sederhana pada malam hari.
Seiring berjalannya waktu, lampion mulai memiliki keterkaitan dengan tradisi keagamaan dan perayaan penting, salah satunya adalah perayaan Tahun Baru Imlek.
BACA JUGA:Mau Cuan Sambil Main Game? Ini 3 Aplikasi Penghasil Saldo DANA Gratis Terbaik di 2025
BACA JUGA:Yoga untuk Tidur yang Lebih Tenang, 5 Gerakan Relaksasi yang Efektif dan Bisa Dicoba
Salah satu legenda yang terkenal mengisahkan bahwa lampion merah digunakan untuk mengusir roh jahat.
Pada malam Tahun Baru Imlek, lampion-lampion dinyalakan untuk menerangi jalan, karena dipercayai bahwa roh-roh jahat takut terhadap cahaya terang dan warna merah yang mencolok.
Seiring berkembangnya tradisi ini, pemasangan lampion menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai festival, terutama Imlek.
Dalam budaya Tionghoa, warna merah melambangkan kebahagiaan, keberuntungan, dan keberanian.
Lampion yang digantung di rumah atau di jalanan dianggap sebagai simbol doa untuk keselamatan dan keberuntungan keluarga pada tahun yang baru.
BACA JUGA:Bubur Sumsum Rendah Kalori, Camilan Sehat dan Lezat untuk Diet
BACA JUGA:Polisi Amankan Dua Pencuri Kursi Jati di Rumah Dinas Manajer Pertamina
Penelitian dalam Journal of Asian Cultural Studies menyebutkan bahwa warna merah dipercaya dapat meningkatkan semangat hidup dan menciptakan suasana yang penuh optimisme.
Selain itu, warna merah juga dianggap mampu mengusir energi negatif dan membawa energi positif bagi lingkungan sekitar.