Alternatif Pendidikan Anak Nakal, Cak Arlan dan Deni Victoria Sehati Tolak Barak Militer
Alternatif Pendidikan Anak Nakal, Cak Arlan dan Deni Victoria Sehati Tolak Barak Militer--Foto: Prabupos
PRABUMULIHPOS.CO – Di tengah perdebatan nasional mengenai kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menempatkan remaja dengan perilaku menyimpang di barak militer, Pemerintah Kota Prabumulih menyatakan sikap berbeda.
Wali Kota Prabumulih, H Arlan, bersama Ketua DPRD H Deni Victoria secara tegas menyatakan penolakan terhadap pendekatan militeristik sebagai metode pembinaan anak-anak yang dianggap bermasalah.
Keduanya sepakat bahwa kekerasan atau tindakan represif bukanlah jalan terbaik dalam mendidik generasi muda. Bagi mereka, pendekatan yang penuh empati dan penguatan peran keluarga jauh lebih efektif.
“Kalau anak ditekan secara berlebihan, bisa-bisa mereka justru semakin liar. Lebih baik kita duduk bersama dengan orang tuanya, lalu dampingi mereka,” ujar Arlan dengan logat khas daerah.
BACA JUGA:Gubernur Sumsel Tinjau Jalan Rusak di Prabumulih, Pertamina Diminta Segera Bertindak
BACA JUGA:193 Calon Jemaah Haji Prabumulih Resmi Diberangkatkan, Walikota dan Wakil Walikota Lepas Langsung
Menurutnya, pendekatan militer berisiko mengesampingkan kebutuhan psikologis dan sosial anak. Ia menambahkan bahwa sebagian besar kenakalan remaja berakar pada minimnya aktivitas positif serta keterbatasan lapangan kerja bagi generasi muda.
Sebagai alternatif, Pemkot Prabumulih mengutamakan solusi jangka panjang dengan melibatkan keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar. Program-program seperti pelatihan keterampilan, kegiatan kepemudaan, hingga penguatan aktivitas ekstrakurikuler terus didorong agar anak-anak memiliki wadah untuk mengekspresikan diri secara sehat.
“Kalau anak-anak sibuk dengan kegiatan positif, mereka tidak akan punya waktu untuk berbuat nakal,” lanjutnya.
Senada, Ketua DPRD Prabumulih H Deni Victoria SH MSi menyatakan bahwa metode seperti barak militer kurang tepat sasaran. Ia menilai pembinaan karakter seharusnya dilakukan secara persuasif, bukan dengan tekanan.
BACA JUGA:Riok Gugat PLN ke Lembaga Nasional, Desak Perlindungan Hak Konsumen
BACA JUGA:Dinding Talud Rusak, 1 Rumah dan Bedeng Terancam Amblas di Majasari
“Masih banyak pendekatan yang lebih manusiawi. Libatkan orang tua, komunikasikan masalahnya, dan bina bersama. Peran komunitas juga sangat penting,” katanya.
Deni juga mendorong pengembangan kegiatan keagamaan, sosial, dan ekstrakurikuler di sekolah sebagai bagian dari strategi pencegahan kenakalan remaja.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


