Tingkatkan Kewaspadaan, BNPT Urai Ciri Penceramah Radikal
Prabumulihpos co id Dikretur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme BNPT Brigadir Jenderal Ahmad Nurwakhid menyatakan soal penceramah radikal yang disampaikan Presiden Joko Widodo sebagai peringatan kuat untuk meningkatkan kewaspadaan nasional Pernyataan Presiden pada Rapat Pimpinan TNI Polri di Mabes TNI Jakarta Selasa 1 3 itu harus ditanggapi serius oleh seluruh kementerian lembaga pemerintah dan masyarakat pada umumnya tentang bahaya radikalisme Sejak awal kami BNPT sudah menegaskan bahwa persoalan radikalisme harus menjadi perhatian sejak dini karena sejatinya radikalisme adalah paham yang menjiwai aksi terorisme Radikalisme merupakan sebuah proses tahapan menuju terorisme yang selalu memanipulasi dan mempolitisasi agama tegas Nurwakhid saat dihubungi Sabtu 5 3 Sementara itu untuk mengetahui penceramah radikal Nurwakhid mengurai beberapa indikator yang bisa dilihat dari isi materi yang disampaikan bukan tampilan penceramah Setidaknya ada lima indikator yang disampaikannya Pertama mengajarkan ajaran yang anti Pancasila dan pro idieologi khilafah transnasional Kedua mengajarkan paham takfiri yang mengkafirkan pihak lain yang berbeda paham maupun berbeda agama Ketiga menanamkan sikap anti pemimpin atau pemerintahan yang sah dengan sikap membenci dan membangun ketidak percayaan distrust masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah adu domba hate speech dan sebaran hoaks Keempat memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman pluralitas Kelima biasanya memiliki pandangan anti budaya ataupun anti kearifaan lokal keagamaan Mengenali ciri ciri penceramah jangan terjebak pada tampilan tetapi isi ceramah dan cara pandang mereka dalam melihat persoalan keagamaan yang selalu dibenturkan dengan wawasan kebangsaan kebudayaan dan keragaman tuturnya Sejalan dengan itu Nurwakhid juga menegaskan strategi kelompok radikalisme memang bertujuan untuk menghancurkan Indonesia melalui berbagai strategi yang menanamkan doktrin dan narasi ke tengah masyarakat Ada tiga strategi yang dilakukan oleh kelompok radikalisme Pertama mengaburkan menghilang bahkan menyesatkan sejarah bangsa Kedua menghancurkan budaya dan kearifan lokal bangsa Indonesia Ketiga mengadu domba di antara anak bangsa dengan pandangan intoleransi dan Isu SARA urai Nurwakhid Strategi ini dilakukan dengan mempolitisasi agama yang digunakan untuk membenturkan agama dengan nasionalisme dan agama dengan kebudayaan luhur bangsa Proses penanamanya dilakukan secara massif di berbagai sektor kehidupan masyarakat termasuk melalui penceramah radikal tersebut Inilah yang harus menjadi kewaspadaan kita bersama dan sejak awal untuk memutus penyebaran infiltrasi radikalisme ini salah satunya adalah jangan asal pilih undang penceramah radikal ke ruang ruang edukasi keagamaan masyarakat pungkasnya rls yud
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: