Dua Mesin Cuci Darah RSUD Belum Dioperasikan. Hal Ini Jadi Kendalanya

PRABUMULIH Ruang Hermodialisa RSUD Prabumulih memiliki 12 mesin untuk melayani pasien cuci darah Namun dari 12 mesin yang dimiliki hanya 10 mesin dioperasikan Sedangkan 2 mesin belum bisa dioperasikan karena terkendala Sumber Daya Manusia SDM bersertifikat Hal itu diungkapkan Direktur RSUD dr Hj Hesti Widyaningsih MM dibincangi awak media belum lama ini Kapasitas layanan Ruangan Hermodialisa hanya mampu 60 orang Semuanya pasien BPJS Kesehatan prioritas warga Prabumulih dan sekitarnya ujar Hesti sapaan akrabnya kemarin Menurut mantan Sekretaris Dinas Kesehatan Sekdinkes ini 10 mesin dimiliki RSUD satu mesin hanya mampu melayani sekitar 6 pasien cuci darah Karena 1 kali cuci darah membutuhkan waktu maksimal 5 jam terangnya Sebenarnya kata dia 12 mesin ingin dioperasikan semuanya Tetapi terkendala SDM bersertifikat Apalagi di masa Covid 19 ini tidak ada pelatihannya Karena pelatihannya harus tatap muka Hal itu sudah menjadi komitmen RSUD tidak hanya menambah mesin saja Tetapi SDM nya juga harus disiapkan sebaiknya Sehingga pelayanan cuci darah bisa lebih optimal tukas Hesti Sebutnya jika tidak memakai BPJS Kesehatan biaya cuci darah relatif mahal Sekali cuci darah sebutnya bisa Rp 1 1 5 juta Seminggu kata dia bisa 2 3 kali cuci darah Bergantung tingkat penyakit gangguan fungsi ginjalnya Paling jika ada pasien meninggal baru bisa digantikan dan memang menunggu cukup lama jelasnya Sementara itu petugas Ruang Hermodialisa yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan pasien cuci darah masuk daftar tunggu saat ini sudah ada 5 orang Selagi menunggu antrian mereka berobat ke RS di Palembang atau di Ogan Ilir OI ujarnya Sebutnya operasional Ruang Hermodialisa mulai dari pukul 07 00 WIB hingga pukul 18 00 WIB Sehari paling kita melayani 20 pasien lewat 2 mesin dimiliki RSUD tambahnya 03

Sumber: