BEKERJA SAMA DALAM MASALAH DISEPAKATI BERSAMA
Oleh Ustadz Harun Ar Rasyid MPdI WAJAR Jika Islam menghadapi musuh dari luar sesuai sunnah pertarungan antara yang haq dan yang bathil Sebagaimana ketetapan Allah Demikianlah telah Kami adakan bagi tiap tiap nabi musuh dari orang orang yangberdosa QS Al Furqon 31 Yang tidak wajar Dan perlu dikhawatirkan adalah jika musuh itu datang dari dalam tubuh umat Islam sendiri gerakan yang satu menyerang gerakan lainnya Perbedaan pendapat terlalu dibesarkan dan dipermasalahkan sehingga menimbulkan perpecahan dan permusuhan Sasaran kerja para dai dan aktivitas Islam adalah menjalin kesatuan persatuan ta liful qulub dan menjauhi perselisihan dan pertengkaran yang dapat memecah belah jama ah Firman Allah QS Ali Imran 103 Ummat memiliki permasalahan yang lebih besar dibandingkan harus mempermasalahkan perbedaan yang ada Apabila kita sepaham mengenai masalah besar yang kita hadapai dan menjadi tujuan kita bersama niscaya perbedaan perbedaan furuiyah cabang tidak dipersilisihkan Ada sebagian kelompok aktivis begitu besar perhatiannya terhadap permasalahan khilafiah siang malamnya dipusatkan untuk membahas khilafiah bahkan kalu perlu diteruskan melalui perang mulut dan permusuhan Mereka mencaci maki dan menyesatkan orang yang berbeda pendapat dengannya Persoalan muslimin bukan dengan orang yang mengartikan ISTIWA ALAL ARSY dengan bersemayam diatas Arsy berkuasa atau kiasan tentang keagungan Nya tetapi persoalan sebenarnya adalah tentang orang orang yang mengingkari Arsy atau Rabbul Arsy Persoalan muslimin juga bukan tentang awal bulan Ramadhan tetapi tentang orang yang tidak mau berpuasa Sesungguhnya haram bagi front Islam untuk bertengkar sesama mereka hanya masalah keberadaan Allah jenggot baju cadar sedekap tahiyyat dan lain sebagainya sementara permasalahan besar diabaikan Hasan Al Banna salah seorang pemimpin jama ah dakwah di Mesir dialah yang disebut sebut mempopulerkan kaidah itu Namun pencetusnya pertama kali adalah seorang ulama Mesir penulis kitab tafsir Al Manar dan pemimpin majalah Al Manar Al Islamiyah yaitu syaikh sayyid Rasyid Ridha Berikut kalimat aslinya Kita tolong menolong atas apa yang kita sepakati dan saling memaafkan dalam hal yang kita perselisihkan Kita bekerjasama dalam hal yang disepakati dan bertoleransi dalam hal yang diperselisihkan Berikut penjelasannya Kita sepakat bahwa sholat Jum at hukumnya wajib bagi muslim laki laki maka mari saling bantu membantu dan bahu membahu agar dapat dilaksanakan sholat jum at dengan baik Adapun perkara adzannya satu kali atau dua kali khatibnya pegang tongkat atau tidak ada sunnah qabliyah atau tidak maka kita saling bertoleransi Contoh lainnya terkait Sholat Shubuh Sholat Shubuh ini begitu penting sehingga ada pemahaman Kalau Umat Islam Ingin Kembali Berjaya Maka Upayakan Sholat Shubuhnya Sesemarak Sholat Jum at Jadi masalah qunut basmalah cara duduk tahiyyat dll bukan menjadi permasalahan Berikut beberapa permasalahan cabang yang sering dijadikan bahan perselisihan PERMASALAHAN Umat Islam yang sebenarnya bukan terletak pada orang atau kelompok yang meyakini KEBERADAAN ALLAH atau DIMANA ALLAH akan tetapi terhadap orang atau kelompok yang tidak meyakini ADANYA ALLAH Bukan juga terletak pada orang yang memaknai sifat Allah TANGAN dengan makna DZAHIR yaitu tangan itu sendiri atau dengan TAKWIL yaitu kekuasaan atau pertolongan akan tetapi terhadap orang yang tidak mempercayai ADANYA SIFAT bagi Allah Bukan juga terletak pada orang yang melaksanakan shalat QABLIYAH JUM AT atau orang yang tidak melaksanakannya akan tetapi terhadap orang yang tidak melaksanakannya SHALAT JUM AT Bukan juga terhadap mereka yang membaca Basmalah dengan keras atau lirih makmum yang membaca fatihah atau tidak membacanya sujud dengan mendahulukan lutut atau tangan tentang kaifiyyat tahiyyat dan lain sebagainya akan tetapi terhadap umat Islam yang belum melaksanakannya shalat Bukan juga yang berdzikir dengan keras atau lirih akan tetapi terhadap mereka yang tidak mau atau belum berdzikir kepada Allah Bukan juga terhadap mereka yang mengirimkan pahala bacaan Al Qur an kepada orang mati atau yang tidak mau mengirimkannya kepada orang mati akan tetapi terhadap mereka yang belum mengenal Al Qur an Bukan juga terhadap mereka yang bersalaman atau berdoa setelah shalat atau mereka yang tidak mau bersalaman dan berdoa setelah shalat akan tetapi terhadap mereka yang tidak mau bersalaman saat bertemu sesama muslim dan tidak pernah berdoa kepada Allah Bercermin Kepada Para Imam Ahlus Sunnah Telah ada perselisihan sejak lama pada masa para imam besar panutan Abu Hanifah Malik Asy Syafi i Ahmad Ats Tsauri Al Auza i dan lainnya Tak satu pun mereka memaksa yang lain untuk mengubah agar mengikuti pendapatnya atau melemparkan tuduhan terhadap keilmuan mereka atau terhadap agama mereka lantaran perselisihan itu Dr Umar bin Abdullah Kamil Adab al Hiwar wal Qawaid al Ikhtilaf hal 32 Mauqi Al Islam Al Maktabah Asy Syamilah Kita akan dapati ternyata para Imam Ahlus Sunnah sangat bijak dalam menyikapi khilafiyah ijtihadiyah khususnya dalam keragaman amal syariat Kenyataan ini sangat berbeda dengan sebagian manusia yang sangat ingin mengikuti mereka tetapi tidak mampu meneladani akhlak mereka Mencela dan mensesat sesatkan sesama muslim menjadi pekerjaan tetap mereka cuma karena perbedaan furu Lucunya lagi adalah mereka bukan ulama hanyalah thalibul ilmi penuntut ilmu yang baru duduk di satu majelis tanpa mau bermajelis dengan yang lain tetapi sayangnya berperilaku seakan ulama besar dan ahli fatwa Sungguh mereka baru di tepian pantai tapi sayangnya berperilaku bagai penjelajah lautan Mereka baru dipermukaan tapi sayangnya bertingkah bagai penyelam ulung Nasihat bagi mereka selalu ditolak kecuali hanya dari kelompoknya saja Sungguh sebenarnya mereka sangat layak dikasihani Merasa diri dan kelompoknya diatas kebenaran tidak mengapa bahkan terkadang harus akan tetapi merasa diri dan Kelompoknyalah yang paling benar adalah musibah Setan sebagai musuh yang nyata bagi manusia tidak pernah kehabisan cara untuk menjerumuskan manusia dalam keburukan Tipu dayanya membuat sesuatu yang sejatinya salah seolah terlihat menjadi benar Diantara tipu daya tersebut ialah dengan membuat manusia merasa dirinya suci dan merasa aman dari dosa Larangan Menganggap Diri Suci Allah ta ala berfirman Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci Diaah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa QS An Najm 32 Mari kita saling bekerjasama agar para laki laki muslim mau dan mampu sholat shubuh berjama ah di masjid pada awal waktunya Adapun perkara ada yang dengan Qunut pada raka at kedua maka hendaknya kita bertoleransi Imam Syafi i yang berpendapat pentingnya Qunut dalam Sholat Shubuh pernah tidak Qunut yaitu ketika beliau menjadi imam sholat Shubuh di Iraq Apa alasan beliau karena menghargai pandangan Imam Abu Hanifah yang tidak berqunut pada waktu Shubuh dan diikuti oleh mayoritas muslim Bagdad Di Indonesia juga ada contohnya Buya Hamka adalah tokoh Muhammadiyah yang berpandangan tidak ada Qunut dalam Sholat Shubuh Dan ketika beliau menjadi imam Sholat Shubuh di Blitar Jawa Timur beliau menggunakan Qunut Apa pasalnya lagi lagi karena beliau menghargai pandangan fiqh mayoritas muslim Blitar Jawa Timur yang notabene warga Nahdhiyin Wallahualam Bisshawab
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: