Sekolah Turunkan KKM di Masa Pandemi

Sekolah Turunkan KKM di Masa Pandemi

PRABUMULIH Belajar di masa pandemi tidak maksimal seperti menerapkan pembelajaran secara tatap muka karena itu untuk meminimalisir anjloknya standar kelulusan para siswa maka pihak sekolah mengambil kebijakan untuk menurunkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum atau KKM Hal ini seperti yang dilaksanakan di SD Negeri 5 1 Prabumulih Menurut Rusli SPD salah seorang wali kelas 6 di SD Negeri 5 1 Prabumulih mengatakan bahwa jika KKM tidak diturunkan atau tetap bertahan pada angka 75 maka angka tersebut akan sulit dicapai ini berdasarkan pengalaman yang sudah dijalani selama kurang lebih 3 semester ini sejak masa pandemi virus Corona untuk meningkatkan nilai siswa para guru sangat kesulitan dalam memberikan tugas pada siswa jelas Rusli Banyak hal yang menyebabkan tidak tercapainya KKM di sekolah mulai dari para siswa yang makin malas karena tidak begitu diberikan beban tanggung jawab serta partisipasi orang tua untuk mendampingi Siswa belajar dirumah dan memang keadaan saat ini sangat mempengaruhi tingkat pendidikan Kita tidak bisa menyalahkan siapa siapa namun ada beberapa upaya yang perlu kita lakukan seperti di SD 51 pihak sekolah menurunkan KKM dari sebelumnya 75 menjadi 70 sehingga berbagai upaya kita lakukan untuk mencapai angka tersebut mulai dari pemberian tugas hingga menjalin komunikasi dengan pihak orang tua jika memang benar benar diperlukan bebernya Apalagi pria ini sebagai seorang guru yang mengajar di kelas 6 Tentu begitu berat beban untuk meluluskan siswa dengan pencapaian KKM Hal yang selama ini dilakukan adalah tetap mendorong siswa agar belajar minimal membaca materi yang dipelajari dengan memberikan jenis soal isian atau SH yang dikombinasikan dengan pilihan ganda kita memberikan soal pilihan ganda namun juga ditambah dengan essay karena pada intinya yang kita harapkan adalah para siswa tetap membaca dengan mengisi soal essay yang sudah kita berikan tuturnya Lebih jauh Rusli menyampaikan bahwa berada pada daerah di Kota Prabumulih yang pola pikirnya belum sama seperti warga di kota maka tidak banyak orang tua yang bisa mengikuti kegiatan belajar dari jarak jauh terutama secara daring karena ada orang tua yang tidak memiliki sarana bahkan jika memang ada HP tidka bisa beli kuota dan juga tidak semuanya tempat di sekotar Kota Prabumulih di suport oleh jaringan internet yang sangat menghawatirkan adalah tingkat perekonomian siswa kita yang berbeda beda untuk melaksanakan pembelajaran daring jika memiliki keuangan yang baik maka banyak aplikasi belajar yang bisa digunakan namun hal tersebut tidak bisa digunakan oleh orang yang berada pada tingkat perekonomian kelas bawah Namun kami para guru akan tetap melaksanakan tugas sebagai pendidik semaksimal mungkin tandasnya 05

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: