Pekerja Migran Asal Palembang Jadi Korban Penyekapan di Kamboja

Pekerja Migran Asal Palembang Jadi Korban Penyekapan di Kamboja

Didampingi Ketua RT, Masayu Nani (tengah) menyeka air matanya saat menerima kedatangan Kepala BP3MI Palembang, Dra Hj Sri Haryanti MM. Foto : edho/sumeks.co--

Palembang - Berangkat dua bulan lalu, Kurnia Sari (45), Pekerja Migran Indonesia (PMI), asal Palembang dipekerjakan sebagai operator tindak kejahatan scamming di salah satu perusahaan investasi bodong di Kamboja. 

Kejadian penyekapan ini sama sekali tidak diketahui Masayu Nani (68), ibu Kurnia Sari. Saat ditemui di rumahnya di Jl SMB II, Lr Durian, RT 17, Kelurahan Alang-Alang Lebar (AAL), Kecamatan AAL, Palembang, Selasa (9/8) siang, Nani hanya menyeka bulir air matanya. 

“Saya baru tahu ini setelah ibu dan bapak datang ke sini. Saya hanya bisa berdoa untuk keselamatannya bekerja di luar negeri,” ujar Nani.

Bersama Suci (37), adik Kurnia Sari, Nani juga menerima kedatangan Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Palembang, Dra Hj Sri Haryanti MM bersama Suci (37) adik Kurnia Sari. 

Menurut Suci, Cek Sari, panggilan akrab Kurnia Sari, sempat menceritakan detil suasana kerja di Kamboja.

“Termasuk saat lebih kurang seminggu lamanya mengalami penyekapan. Tapi sengaja tidak saya ceritakan ke ibu, takut beliau kepikiran dan jatuh sakit," ujar Suci. 

Menurut Suci, ayuknya itu memang sudah seringkali bekerja dan berangkat ke luar negeri, selain ke Malaysia juga pernah pula bekerja di sejumlah negara di Asia Tenggara. 

"Bulan Juni lalu pamit bekerja di Kamboja. Dan tahu kalau Cek Sari disekap sekitar seminggu yang lalu saat menelpon saya. Tidak bisa setiap saat menelpon dan terakhir sudah tidak bisa lagi komunikasi karena ponselnya dihancurkan," terang Suci. 

Menurut Suci, ayuknya juga menceritakan jika nyaris selama seharian mereka dipaksa bekerja tanpa henti. 

"Kalau tidak salah mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB dini hari. Istirahat setengah jam, salat hanya mencuri-curi waktu dan gaji yang dibayar juga tidak besar hanya sekitar dua jutaan. Uang habis buat membayar sewa apartemen dan  makan saja," ungkapnya. 

Kurnia merupakan satu dari ke-171 PMI yang sempat disekap salah satu perusahaan investasi bodong di Kamboja. 

Ratusan PMI diiming-iming gaji sebesar US$1.000 - 1.500 atau sekitar Rp15 juta - Rp22,5 juta (kurs US$1=Rp15.000). Namun pada realitanya mereka hanya mendapat gaji US$800 per bulan dan hanya diberikan cuma setengahnya. 

Kepala BP3MI Palembang Sri Heryanti mengatakan Kurnia termasuk salah satu PMI dari ke-40 PMI yang telah dipulangkan kembali ke tanah air setelah negosiasi dengan KBRI di Kamboja. 

"BP3MI yang bertugas memberikan perlindungan terhadap PMI yang bekerja di luar negeri akan senantiasa membantu," kata Sri.

Di hadapan Lurah AAL, Tri Cahyono dan Ketua RT 17 Alamsyah, Sri juga mengetuk kepedulian Pemerintah Daerah (Pemda) baik provinsi maupun kabupaten/kota agar ikut peduli akan nasib warganya yang mengadu nasib ke luar negeri dengan menjadi PMI dengan membuat semacam MoU.

“Terkait banyak hal, di antaranya untuk masalah pemulangan PMI baik itu resmi ataupun tidak," tutup Sri.(dho)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: