Miris, Masih Ada Guru Berpenghasilan Rp100ribu

Miris, Masih Ada Guru Berpenghasilan Rp100ribu

Beberapa kepala RA jalin komunikasi pada pihak Kasi Pendidikan Madrasah di Kementerian Agama Kota Prabumulih. Foto; Eka/ PP--

Prabumulihpos.co.id - Dunia pendidikan merupakan tempat belajar yang nyaman sejak dini, dengan fasilitas dan sarana yang lengkap serta didampingi oleh guru yang profesional di bidang pendidikan.
 
Namun di Kota Prabumulih saat ini, tenaga pendidik khususnya di Raudatul Athfal dibawah naungan Kementerian Agama Kota Prabumulih, masih saja mendapatkan penghasilan jauh dari kata layak.
 
Hal ini seperti yang terjadi di RA Perwanida Kota Prabumulih. Salah seorang guru masih mendapatkan honor jauh dari layak, meski sudah dengan masa kerja yang cukup lama.
 
Namun Kepala RA Perwanida 1 Kota Prabumulih, Nani Rafiqa saat dikonfirmasi mengatakan, sekolah dibawah yayasan memang pendapatan tenaga pengajar disesuaikan dengan jumlah siswa yang ada di yayasan. Jadi kalau siswanya sedikit, wajar mendapatkan honor kecil. 
 
"Harapan kita, kiranya para guru dapat meningkatkan Kinerja agar Sekolah dapat menjadi pilihan masyarakat, yang nanti akan berpengaruh dengan pendapatan,"jelas Nani.
 
Ketua Ikatan Guru RA di Kota Prabumulih ini, mengatakan saat ini ada 7 orang guru di RA PW 1 dan PW 2. Dari jumlah tersebut, lima sudah mendapatkan uang transport dari Pemerintah Kota Prabumulih, dua diantaranya yang masih diperjuangkan.
 
"Harapan kita, meski belum mendapatkan upah yang layak, bisa mendapatkan uang transport dari Pemerintah Kota Prabumulih," katanya.
 
Sementara Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Prabumulih, Drs H Yeri Taswin MPdI melalui Kasi Penmad, Drs H Muhammad Amin MM, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa RA merupakan lembaga pendidikan yan dijalankan melalui Bantuan Operasional Pendidikan (BOP).
 
Jadi mengenai pendapatan dan kesejahteraan guru di semua RA, merupakan tanggung jawab kepala RA cara mengatasinya, bisa dengan bekerja sama pada masyarakat, wali murid dan pihak lain.
 
"Biasanya RA mengambil uang SPP dari wali murid, dana itu digunakan untuk operasional dan pendapatan tenaga pengajar, serta BOP agar dapat melaksanakan roda organisasi. jadi kita tidak ikut campur dalam pengelolaan RA secara keseluruhan," jelasnya.
 
Selain itu, menurut mantan Kepala MTs Negeri 1 Prabumulih ini, tenaga pengajar di RA juga ada yang berhasil mendapatkan uang transport dari Prabumulih untuk masa kerja yang sudah lama. "Itulah harapan kita, agar para tenaga honorer mendapatkan perhatian dari Pemerintah, Karna pihak Kementerian Agama hanya bisa memperjuangkan BOP," tandasnya.(05)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: