Jangan Timbun Sembako dan BBM
Reporter:
Rian/Eka/Ros|
Editor:
Ros Diana|
Kamis 01-09-2022,18:18 WIB
CEK : Kapolres Prabumulih, AKBP Witdiardi SIk MH bersama Wakapolres, Kompol Ikrar Potawari SIk SH MSi MIk didampingi Kabag Ops, Kompol Helmi Ardiansyah SH MH dan Kasat Intelkam, Iptu Budiono dan Kadisperindag, Mukhtar Edi SSos MSi mengecek stok dan harga --
PRABUMULIH, PRABUMULIHPOS.CO.ID – Kapolres Prabumulih, AKBP Witdiardi SIk MH bersama jajaran didampingi TNI AD dari Koramil 404-02/Prabumulih dan pihak terkait melakukan pengecekan harga dan stok sembako di Pasar Inpres dan agen di Kota Nanas ini.
Bukan hanya itu saja, Witdiardi juga melakukan pengecekan harga dan stok BBM di Sejumlah SPBU.
“Sidak harga dan stok sembako dan BBM ini, tujuannya terkait rencana kebijakan pemerintah pusat menaikan harga BBM,” ujar suami Dewi Pristiana SSos MH kepada awak media, Kamis, (1/9).
Informasi dihimpun awak media, hasil sidak di Pasar Inpres juga para agen sembako dan sejumlah SPBU. “Stok masih aman dan belum ada kenaikan harga baik itu BBM maupun harga sembako,” terang ayah tiga anak ini.
Alumni AKPOL 2002 ini menyebutkan, memang ada beberapa kenaikan harga sembako di Pasar Inpres Prabumulih. Tetapi, akunya masih belum terlalu signifikan.
“Polres Prabumulih bersama pihak terkait akan terus melakukan pengawasan terhadap stok dan harga sembako juga BBM di Kota Perlintasan ini,” terang Mantan Kapolres Muko muko ini.
Dia menekankan, para agen dan masyarakat jangan melakukan penimbunan sembako dan BBM. Apabila terjadi, kata dia, akan memproses hukum sesuai ketentuan dan aturan berlaku.
“Jelas akan kita tindak, karena tindakan penimbunan sembako dan BBM sangat merugikan masyarakat. Karena, ketersediannya kosong dan harga tinggi dipicunya,” pungkas Witdiardi.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Prabumulih, Suranti SP menambahkan pihaknya melaksanakan sidak dengan tujuan untuk mengendalikan dan menjaga ketersediaan bahan pangan dan harga pangan. Sehingga bisa menstsabilkan ketersediaan dan harga-harga bahan pangan di Kota Prabumulih.
Lanjutnya, hasil sidak yang didapatkan beberapa informasi, Diantarnya adalah ketersediaan bahan pangan pokok dan cukup untuk masyarakat kota Prabumulih dan sekitarnya, ada kenaikan salah satu bahan pangan yaitu beras medium kemasan 20 kg dari Rp200 ribu menjadi Ep205 ribu di tingkat distributor, dtingakat pengecer beras medium kemasan 20 kg Rp210 rb, dan harga pangan sembako lainya tidak ada kenaikan harga.
Untuk menstabilkan harga, wanita ini berharap agar bisa sering terjun ke lapangan untuk mengontrol. sehingga kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi dengan tidak menghawatirkan kenaikan harga pangan.
"Dengan seringnya satgas ketahanan pangan turun kelapangan, maka bisa menjaga ketersediaan pangan yang aman dan tidak ada lonjakan harga. Dengan harga pangan yang tetap stabil maka masyarakat bisa menjangkau harga untuk membelinya," tandasnya.
Dilain pihak, akibat wacana kenaikan BBM disejumlah SPBU terpantau antrian panjang. Kondisi ini dikhawatirkan, memicu panic buying dan mengakibatkan terjadinya penimbunan.
"Rame terus SPBU sekarang, takut kehabisan. Kami bae tiap hari ngisi, sudah penuh dipindahke takut gek habis stok," kata Jaya salah satu warga.
Menurutnya, jika wacana dan isu kenaikan masih beredar di masyarakat sudah tentu dikhawatirkan adanya panic buying dan penimbunan minyak. "Jangankan orang lain, Kito bae khawatir dak kebagian. Jadi setiap masih ado minyak di SPBU melok isi," ucapnya berharap tak ada kenaikan BBM dan kondisi SPBU tetap stabil.
Senada diungkapkan Danang, warga Kecamatan Prabumulih Utara ini berharap agar BBM tak naik. "Kalau sekarang ini sudah cemas, cemas dak kebagian, cemas banyak yang nimbun m terus cemas harga pokok lain naik jugo," ungkapnya.
Menanggapi kekhawatiran warga akan banyaknya penimbunan, Ketua DPRD Kota Prabumulih Sutarno SE menyampaikan jika Pertamina sudah tentu akan mampu mengatasi hal ini.
"Kan ada Pertamina mungkinkan, di situ ada kerjasama dengan kepolisian jadi untuk mengantisipasi penimbunan. Kita juga menghimbau pom-pom bensin di kota Prabumulih jangan sampai terjadi (penimbunan)," harapnya.
Terkait antrian di SPBU, yang sejak beberapa hari sudah mengular. Menurut Sutarno hal itu juga terjadi hampir diseluruh daerah. "Kalau antrian itu mungkin masalah kuota, kemudian juga konsumsinya lebih besar memang. Tidak di kita bae di daerah lain juga (antri SPBU)," pungkasnya.(*/*/*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: