Nunggak 4 Semester, Mahasiswa Akamigas Terancam Dipulangkan

Nunggak 4 Semester, Mahasiswa Akamigas Terancam Dipulangkan

RAPAT : Orang tua mahasiswa mengadakan pertemuan dengan DPRD dan TAPD Kota Prabumulih, di ruang rapat banggar Kamis (8 September 2022). Foto: Ros/prabupos--

// Sepakat Dianggarkan Pembayaran 100 Persen 

PRABUMULIH, PRABUMULIHPOS.CO.ID - Puluhan orang tua dari mahasiswa penerima beasiswa yang menempuh pendidikan di PEM Akamigas Cepu gelombang 2, mendatangi kantor DPRD Kota Prabumulih, Kamis (8 September 2022). 

Kedatangan mereka tak lain untuk mengadukan nasib anak mereka yang tengah menempuh pendidikan di Cepu. Namun tak kunjung dibayarkan iuran semester oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Prabumulih, selaku pemberi beasiswa. 

Parahnya lagi, tunggakan iuran semester tersebut sudah terjadi selama 4 semester. Yakni semester 2 hingga semester 5. Akibat keterlambatan tersebut, para mahasiswa terancam dipulangkan.

"Tujuan kami datang ke sini untuk menanyakan bagaimana pembayaran beasiswa PEM Akamigas yang sementara ini tersendat," ujar Sri Djumiati, salah-satu orang tua mahasiswa, kemarin.

Dijelaskan Sri diawal perjanjian (semester pertama, red) Pemkot hanya menyanggupi 25 persen biaya dan 75 persen dari wali siswa mengingat saat itu situasi sedang pandemi covid-19. Kemudian selanjutnya Pemkot akan menganggarkan iuran semesteran 100 persen.

"Yang kami bayar hanya 75 persen saat semester pertama. 25 persen dibayarkan oleh Pemkot selanjutnya dijanjikan untuk 100 persen itupun sudah di acc, tapi sampai sekarang belum dibayarkan," jelas Sri.

Lanjut dia, tunggakan iuran mahasiswa sudah selama 4 semester. "Tahun ini masuk tahun ke-3," ucapnya.

Sri menuturkan, dampak dari tertunggaknya iuran semester, mahasiswa menjadi depresi dan minder secara psikis. "Untuk belajar pun sudah dikucilkan sama mahasiswa lain. Karena tidak dianggap karena belum membayar, untuk kehadiran pun tidak dianggap. Karena tidak mengisi absensi," jelasnya.

Disinggung berapa besaran iuran semester? Sri mengaku beragam sesuai dengan program study yang diambil. "Paling mahal Rp38 juta per semester," ujarnya mengaku itu sama dengan prodi yang diambil anaknya saat ini.

Orang tua mahasiswi lainnya menambahkan, saat ini anaknya terancam dipulangkan. "Terancam dipulangkan dikeluarkan dari Pem Akamigas. Tidak boleh absen, karena belum membayar,” jelas salah satu orang tua mahasiswa lain yang namanya tidak ingin ditulis.

Sementara itu, Ketua DPRD Prabumulih, Sutarno didampingi Wakil Ketua I H Ahmad Palo mengaku hasil rapat bersama wali mahasiswa dan TAPD dan Banggar, telah disepakati bahwa pembayaran iuran semester akan dianggarkan.

Anggaran yang bakal disiapkan yakni 100 persen untuk pembayaran iuran gelombang pertama dan 100 persen untuk mahasiswa gelombang kedua.

"Untuk iuran semester tahun depan sudah dibahas di KUA PPAS sebesar Rp4 miliaran lebih. Semester sebelumnya yang masih terhutang akan dianggarkan melalui Perkada sebesar 100 persen," jelas Sutarno mengaku payung hukumnya berpatokan dengan Permendagri nomor 77 tentang penganggaran hibah.

Disisi lain, Sekda kota Prabumulih, H Elman ST mengaku sebenarnya tidak ada permasalahan. "Yang penting dasar hukumnya pas dan segera kita perbaiki. Sehingga anak-anak kita kedepannya bisa belajar dengan tenang," jelas Elman.

Elman pun tak menapik, ada dua MoU antara Pemkot dan orang tua siswa PEM Akamigas. MoU pertama akan dibiayai 100 persen dan MoU kedua 25 persen. "Hasil rapat tadi finalnya ada kesepakatan dan akan dianggarkan sesuai dengan perhitungan (100 persen, red). Sedangkan untuk tahun 2023 tidak ada masalah, karena akan dianggarkan di APBD 2023," jelas Sekda.

Disinggung para orang tua mengeluhkan anaknya terancam dipulangkan? Elman menegaskan nanti Pemkot akan mengirim surat ke PEM Akamigas bahwa untuk semesteran sudah dianggarkan. Sebagai bahan acuan mereka memang, benar iuran semester siswa di sana sudah dianggarkan oleh Pemkot Prabumulih.

Diketahui, Pemkot Prabumulih mengirimkan putra-putri asal kota Prabumulih untuk menempuh pendidikan dengan beasiswa dari Pemkot Prabumulih ke PEM Akamigas. Ada dua gelombang, gelombang pertama terdiri dari 25 orang dan gelombang kedua terdiri dari 25 orang. 

Adapun tujuan awal dikirim mahasiswa tersebut, mengingat Prabumulih akan dibangunkan PEM Akamigas dan mahasiswa yang dikirim merupakan mahasiswa pencetus. 

 Namun seiring perkembangan, terjadi wabah covid-19 sehingga rencana pembangunan PEM Akamigas di Kota Prabumulih tertunda hingga waktu tak ditentukan, sementara mahasiswa sudah terlanjur dikirim. (*/seg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: