Smanti launching Program GPS Cindo

Smanti launching Program GPS Cindo

Para siswa SMA 3 Prabumulih yang sedang belajar di Bank sampah Prabumulih. Foto; ist--

PRABUMULIH, PRABUMULIHPOS.CO.ID - Berdasarkan Permendikbudristek No. 56/M/2022, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila, yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. 
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), telah dimulai di SMA 3 Prabumulih, sebagai implementasi kurikulum mandiri yang telah di launching pada hari senin, 03 Oktober 2022 lalu. projek pertama dipilih tema Gaya Hidup Berkelanjutan dengan topik projek " GPS Cindo" merupakan kepanjangan dari Gerakan Pilah Sampah Cinta Indonesia.
 
Menurut Kepala SMA 3 Prabumulih, Freni Listyan SPd MSi, Projek ini memiliki tujuan mendukung program pemerintah untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA), dengan membiasakan pelajar SMAN 3 Prabumulih untuk memilah sampah dilingkungan sekolah dan di rumah serta memanfaatkannya dalam segi ekonomi dan seni.
 
"Pelaksanaan projek ini dumulai dari tanggal 03 sampai 31 oktober 2022. Peserta projek adalah pelajar kelas X SMAN 3 Prabumulih yang berjumlah 303 orang, Projek ini dilakukan secara berkelompok berjumlah 5-6 pelajar," jelas Freni, Senin (10/10/2022).
 
Dia menjelaskan, Projek ini memiliki 4 tahapan, yaitu tahap orientasi, tahap konstektualisasi, tahap aksi dan tahap refleksi. 
 
Kunjungan ke bank sampah pekan kemarin, merupakan salah satu kegiatan pada tahap ke 2 yaitu pelajar diajak belajar secara langsung (kontektualisasi) ke Bank sampah induk Prabumulih untuk mendapatkan ide, inspirasi serta memahami mekanisme pemilahan dan pengolahan sampah menjadi barang layak pakai yg bernilai seni dan ekonomi.
 
"Setelah melaksanakan projek GPS CINDO, pelajar diharapkan sadar diri dalam membiasakan memilah sampah dan memanfaatkan sampah organik untuk pembuatan pupuk, briket dan memanfaatkan sampah anorganik untuk kerajinan seni yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan sekolah atau rumah sehingga menjadi lifestyle atau gaya hidup berkelanjutan," tandasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: