Cerita Keluarga Penumpang Lion Air Asal Prabumulih

Cerita Keluarga Penumpang Lion Air Asal Prabumulih

Fatia dan anak bungsunya sempat mengabadikan foto bersama saat hendak naik pesawat lion air--

Bersyukur Dikasih Kesempatan Hidup Kedua, Suami Trauma Nyaris Pulang Naik Mobil 

PRABUMULIHPOS.CO.ID - Puluhan warga Kota Prabumulih, masuk dalam daftar penumpang pesawat lion Air JT330, dengan rute penerbangan Jakarta-Palembang yang mengalami gangguan mesin seusai lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.

Keluarga Hendri Safrizal yang terdiri dari Fatia Fahmida (istri) dan M Gifari si putra bungsu warga Kelurahan Gunung Ibul Kecamatan Prabumulih Timur menjadi penumpang yang merasakan langsung detik-detik kepanikan yang dialami. Keluarga Hendri diketahui, baru saja menghadiri wisuda putra ke 3 nya yang bernama Shacrul Fahrezi di Universitas Presiden Jakarta.

Fatia menuturkan bersyukur diberi kesempatan masih bisa berkumpul dan pulang dengan selamat ke Prabumulih. "Bersyukur, Alhamdulillah ya Allah dikasih kesempatan hidup kedua. Dak henti bersyukur dalam hati," kata Fatia membuka pembicaraaan dengan mengucap syukur.

Terkait insiden tersebut, Fatia mengaku terjadi tak lama setelah pesawat lepas landas.

"Yang terbakar itu disayap sebelah kiri, kami duduk disebelah kanan. Kami duduk dibarisan 30 C, pas kejadian ado bapak teriak sebab terlihat api dan terdengar suara ledakan. Tapi oleh penumpang lain disuruh diam biar yang lain tidak panik," kata Fatia saat disambangi dikediamannnya yang sejuk dan asri.

Dikatakan Fatia, meski mengalami rasa takut namun tak ada penumpang yang berteriak atau histeris. Sebab menurutnya, tak semua penumpang mengetahui kejadian tersebut. 

"Tapi segalo bacoan dibaco, anak bungsu tidur. Tapi tenang setelah pilot mengumumkan sudah akan mendarat," tuturnya mengatakan pesawat masih mengudara sekitar 30 menit dengan kondisi yang tak terlalu tinggi lantaran rumah penduduk masih terlihat jelas.

Disampaikan Fatia, setelah pesawat berhasil mendarat. Penumpang yang awalnya tegang, berdoa akhirnya mengucap Alhamdulillah sembari bertepuk tangan. "Kami tepuk tangan sebagai apresiasi ke pilot. Terima kasih sudah membawa kami kembali selamat, jadi itu replek tepuk tangan. Tapi kalau ada yang nangis nangis jerit jerit Ndak ada itu," tuturnya menambahkan saat evakuasi turun pesawat semua penumpang tenang dan petugas pemadam kebakaran sudah standby di lokasi.

"Tak lama dari situ kami langsung ganti pesawat dan sudah tiba di Palembang setengah sembilan, dan tiba ke Prabumulih sekitar jam 11 malam," imbuhnya.

Hanya saja menurut Fatia, sebelum berangkat dari Jakarta. Keluarga sudah sempat ragu untuk kembali pulang ke Palembang menggunakan pesawat. "Memang ragu, sebab 2 kali delay. Anak bungsu ngomong ma takut ma kalau berangkat sore," imbuhnya.

Dilanjutkannya, penerbangan pada 26 Oktober 2022 merupakan pengalaman pertama yang dialaminya selama menggunakan pesawat terbang. "Tante ini sudah bolak balik naik pesawat, menemui anak. Alhamdulillah aman aman saja, baru inilah yang seperti ini," lanjutannya.

Lain lagi dengan Fatia yang masih bisa tenang. Sang suami Hendri Safrizal justru lebih panik. Bahkan pasca kejadian, dirinya sempat memutuskan hendak kembali ke Palembang dengan menggunakan transportasi darat. "Trauma malah ada niat naik mobil, untung waktu hendak narik uang ke ATM lupa pin. Terus kasihan sama anak istri kalau pisah, akhirnya sudah naik pesawat saja," tuturnya.

Apalagi Hendri mengenang, saat sebelum pulang ia dan anak mantunya sempat menghabiskan waktu bersama dan berfoto bersama di Jakarta. Bahkan ketika itu, dirinya memaksa untuk berfoto keluarga. "Kami itu pokoknya menghabiskan waktu bersama, makan jalan foto -foto bersama anak mantu dan cucu. Sempat terlintas, ya Allah bila terjadi apa-apa bisa jadi itu kenangan terakhir kami. Tapi Alhamdulillah Allah masih sayang, semua berkat doa keluarga," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: