Kurangnya Ketersedian Air Bersih Hingga Sanitasi Buruk jadi Penyebab Stunting di Sumsel

Kurangnya Ketersedian Air Bersih Hingga Sanitasi Buruk jadi Penyebab Stunting di Sumsel

Sosialisasi pencegahan stunting oleh DPR RI komisi IX, Irma Suryani Chaniago di Taman Wonsosari Kecamatan Prabumulih Utara. -ros -Ros

PRABUMULIH, PRABUMULIHPOS.CO.ID- Stunting atau gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk, masih menjadi perhatian serius baik bagi pemerintahan pusat maupun daerah.

Untuk di wilayah Sumatera Selatan, penyebab utama stunting pada umumnya disebabkan karena kurangnya ketersediaan air bersih.

"Di daerah Sumatera Selatan itu ketersediaan air bersih, kebersihan lingkungan ketersediaan air bersih itu masih rendah," kata anggota DPR RI komisi IX, Irma Suryani Chaniago dalam sosialisasi sosialisasi dan KIE program bangga kencana bersama mitra kerja di Taman Wonosari Kecamatan Prabumulih Utara, Rabu 7 Desember 2022.

Kemudian kata dia, kurang tersedianya gizi bagi anak. Sebab masih banyak orang tua terutama ibu-ibu yang lebih mendahulukan suami. 

"Oang-orang Sumatera Selatan terutama itu kalau memberikan makanan kepada anak biasanya ibu rumah tangga selalu mendahulukan bapak-bapaknya kalau ngasih makan ini punya bapakmu dulu jangan disentuh padahal itu sebenarnya salah harusnya anak lebih dulu baru orang tua," ujarnya mengatakan selama kehamilan penting bagi ibu hamil untuk rutin ke posyandu atau periksa ke dokter.

Lebih lanjut ia menambahkan, stunting juga disebabkan karena sanitasi yang buruk. "Ketiga sanitasi yang buruk, itu masih banyak menjadi PR kita semua. Maka kemudian Kementerian Kesehatan juga mempunyai program, yang juga namanya sanitasi tetapi memang tidak semua tempat mendapat bantuan sanitasi ini," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Irma mengatakan pihaknya melakukan sosialisasi pencegahan stunting oleh pemerintah ke seluruh Sumsel II, mengingat dirinya merupakan wakil dari Komisi IX DPR RI Sumsel II. 

"Stunting ini perlu pengentasan. Karena kalau anak anak kita tidak terbebas dari stunting maka masa depan mereka akan terancam. Kalau hanya secara fisik saja tidak masalah walaupun sebenarnya itu juga mengganggu. Tapi kalau secara mental maka itu yang menjadi masalah," terangnya.

Untuk itu, sambung Irma. Program ini harus disosialisasikan secara masif kepada seluruh masyarakat agar program pemerintah ini bisa tercapai. Diketahui, angka stunting Nasional sudah mencapai 14 persen dan seharusnya setiap daerah sudah dibawah itu. Sebaliknya, kalau di atas angka Nasional berarti belum bagus.

Perempuan asal Sumatera Selatan itu tak menapik, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui cara pencegahan stunting dan pihaknya pun dari komisi IX terus melakukan upaya sosialisasi pencegahan secara masif. 

Direktorat KIE BKKBN RI, Roni AP Situmorang mengungkapkan, stunting disebabkan kurang gizi dan terjadi jika asupan gizi bayi balita di 1000 hari kehidupan tidak terpenuhi dengan baik.

 "Namun, stunting bisa dicegah dengan pemenuhan gizi saat dalam kandungan, pola asuh dengan memberikan ASI eksklusif dan kesehatan lingkungan," pungkasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: