Kisah Pilu Kakek Samad yang Tinggal di Gubuk Reot, Hidup Sebatang Kara Tak Mampu Mencari Nafkah

Kisah Pilu Kakek Samad yang Tinggal di Gubuk Reot, Hidup Sebatang Kara Tak Mampu Mencari Nafkah

Potret pilu kakek Samad yang tinggal di gubuk reot Kota Prabumulih --

PRABUMULIH, PRABUMULIHPOS.CO.ID - Potret kehidupan jauh dari kata layak, masih dirasakan warga Kota Prabumulih. Warga tersebut yakni, Samad atau Kakek Samad warga RT 04 RW 04, Kelurahan Patih Galung Kecamatan Prabumulih Barat Kota Prabumulih

ANGGI PERKASA - PRABUMULIH

TINGGAL di gubuk Reot berdinding kardus dan karung bekas tanpa lampu penerangan. Gubuk yang ada dipinggir hutan jauh dari pemukiman. Di sinilah kakek Samad tinggal selama bertahun -tahun.

Tubuhnya yang renta, tak lagi tegap dan mulai membungkuk kakek Samad berusia 70 tahun, tak mampu lagi mencari nafkah. Untuk menyambung hidup, kakek yang hidup sebatang kara, tak memiliki keluarga dan tak menikah ini hanya berharap belas kasih dari warga sekitar.

Saat masih bisa mencari nafkah, kakek Samad pernah berjuang menghadapi getirnya kehidupan. Dahulu, ia sempat memilih bekerja sebagai petani karet untuk menghidupi dirinya yang sebatang kara.

Rodi Ketua RT 04 RW 04 Kelurahan Patih Galung, menuturkan kakek Samad memang tinggal seorang diri dan tidak menikah. 

"Dia memang belum menikah dan tinggal seorang diri. Dulu dia sempat bekerja sebagai penyadap kebun karet orang, Namun kini dirinya tak sanggup lagi karena keterbatasan usia," kata Rodi kepada awak media.

Lebih lanjut Rodi mengatakan, pihaknya pernah mengajak kakek Samad untuk melengkapi data kependudukan. Tujuannya agar mendapat bantuan dari Pemerintah. Namun hal itu ditolak.

"Kita mau urus Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) nya. Namun pak Samad ini selalu tidak mau," jelasnya.

Kisah kehidupan kakek Samad mendapat simpati dan perhatian dari bhabinkamtibmas Kelurahan Patih Galung, Aiptu Redi Juninson. 

Sebagai bentuk perhatian tersebut, Aiptu Redi didampingi Ketua RT 04 mendatangi kediaman kakek Samad dengan membawa bekal makanan.

Redi Juninson mengatakan, peduli dan saling membantu merupakan kewajiban terhadap sesama manusia. Terlebih lagi, kakek Samad memang layak mendapatkannya. 

"Melayani dengan hati dan ikhlas, akan tetap kita jalankan. Apa yang kita lakukan ini, murni bentuk kepedulian dan perhatian Polri kepada masyarakat," pungkasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: