Kasus Pencurian Handphone Selesai Damai, Pemuda Prabumulih Bebas dengan Restorative Justice

Kasus Pencurian Handphone Selesai Damai, Pemuda Prabumulih Bebas dengan Restorative Justice--Foto: Prabupos
PRABUMULIHPOS.DISWAY.ID – Setelah menghabiskan dua bulan dalam tahanan, Aidil Adha (18), seorang pemuda asal Desa Pangkul, Kecamatan Cambai, Kota Prabumulih, akhirnya memperoleh kebebasan. Pembebasan ini dilakukan oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Prabumulih melalui proses restorative justice (RJ) pada Jumat, 14 Februari 2025.
Kepala Kejaksaan Negeri Prabumulih, Khristia Lutfiasandhi, melalui Kasi Intelijen Aji Martha, menjelaskan bahwa penyelesaian kasus ini dilakukan setelah melalui berbagai pertimbangan yang matang.
"Kami berupaya menemukan solusi yang seimbang, yang tidak hanya adil bagi korban, tetapi juga memberikan kesempatan bagi terdakwa untuk memperbaiki diri," ujar Aji Martha.
Penyelesaian perdamaian antara Aidil dan korban yang berinisial U difasilitasi oleh jaksa pada 30 Januari 2025 di Rumah Restorative Justice Kejari Prabumulih. Setelah tercapai kesepakatan damai dan kerugian korban dikembalikan, Kejari Prabumulih mengajukan permohonan penghentian penuntutan secara bertahap.
BACA JUGA:Antusiasme Warga Prabumulih Sambut Kedatangan Aisar Khaled yang Berikan Umroh Gratis
BACA JUGA:Gas LPG 3 Kg Langka di Prabumulih, Warga Ingin Pemasangan Gas Kota Tanpa Biaya
"Permohonan RJ diterima pada 12 Februari 2025, dan dua hari setelahnya, Kejari Prabumulih secara resmi mengeluarkan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKP2) berdasarkan prinsip keadilan restoratif," tambahnya.
Pada acara pelepasan Aidil, hadir pula korban U, perwakilan Dinas Tenaga Kerja Prabumulih, Kabid Lattas Hj Eviana, serta keluarga terdakwa dan Kepala Desa Pangkul.
Selain dibebaskan, Aidil juga diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan keterampilan berbasis masyarakat yang difasilitasi oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Prabumulih. Dalam pelatihan ini, Aidil akan mempelajari teknik perawatan AC, yang diharapkan dapat membantu dirinya mendapatkan pekerjaan dan membangun masa depan yang lebih baik.
"Ini bukan sekadar tentang kebebasan, tetapi juga tentang memberikan kesempatan bagi seseorang untuk berubah dan memberikan dampak positif bagi masyarakat," tutup Aji Martha.
Kasus ini bermula pada akhir 2024, ketika Aidil ditangkap karena diduga mencuri handphone milik korban U di halaman kantor Desa Pangkul. Setelah proses hukum berjalan, evaluasi yang dilakukan oleh Kejaksaan membuka peluang bagi penyelesaian melalui restorative justice, yang fokus pada pemulihan hubungan dan keadilan bagi semua pihak. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: