PKBM Tunas Integritas Resmi Dibuka di Rutan Prabumulih, Buka Peluang Pendidikan bagi Warga Binaan
PKBM Tunas Integritas Resmi Dibuka di Rutan Prabumulih, Buka Peluang Pendidikan bagi Warga Binaan--Foto: Prabupos
PRABUMULIH, PRABUMULIHPOS.CO – Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Prabumulih terus memperluas program pembinaan bagi para narapidana. Tak hanya berfokus pada pengembangan karakter dan keterampilan, kini pihak rutan juga menghadirkan akses pendidikan formal melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Tunas Integritas.
Program ini menjadi wadah bagi warga binaan yang sempat putus sekolah atau belum menuntaskan pendidikan dasar hingga menengah.
Saat ini, kegiatan belajar difokuskan pada program Kejar Paket A, karena sebagian besar peserta belum menamatkan jenjang Sekolah Dasar (SD), bahkan ada yang sama sekali belum bisa membaca dan menulis.
“Peserta yang kami sasar adalah warga binaan yang buta aksara dan belum lulus SD. Saat ini tercatat ada 20 orang yang mengikuti Kejar Paket A,” ungkap Sandy Wiguna, salah satu pengelola program.
BACA JUGA:Starlink Mini Kit Jadi Solusi Internet Daerah Blank Spot, Ini Spesifikasi dan Harganya
BACA JUGA:Disway Group dan B Erl Cosmetics Resmi Berkolaborasi, Hadirkan Manfaat Luas bagi Masyarakat
Dari data internal Dapodik, sekitar 13 dari 20 peserta tersebut masih tergolong buta huruf. Mereka kini rutin mengikuti kegiatan belajar setiap hari di ruang kelas khusus yang telah disiapkan Rutan.
“Memang banyak warga binaan yang belum bisa membaca atau menulis sama sekali. Dengan adanya PKBM ini, mereka bisa mulai belajar dari dasar agar tidak tertinggal dan lebih siap menjalani kehidupan setelah bebas nanti,” jelas Sandy.
Lebih lanjut, Sandy menjelaskan bahwa sebagian peserta sebelumnya sempat bersekolah di tingkat SMP atau SMA, namun terpaksa berhenti akibat kendala ekonomi maupun masalah hukum yang menimpa mereka di usia produktif.
“Banyak warga yang tersandung kasus hukum di usia sekolah, sehingga akhirnya putus di tengah jalan. Ketika sudah masuk rutan, kesempatan untuk kembali ke sekolah formal tentu sulit karena faktor biaya dan stigma masyarakat,” katanya.
BACA JUGA:Pertamina EP Limau Field Raih Gold Award EPSA 2025 lewat Inovasi Ramah Lingkungan di Desa Air Talas
BACA JUGA:IDESS Rayakan 1 Tahun, Pertamina Drilling Catat Rekor Keselamatan dan Produktivitas
Melalui sistem belajar fleksibel berbasis modul, PKBM diharapkan menjadi solusi agar warga binaan bisa tetap melanjutkan pendidikan tanpa harus kembali ke sekolah umum.
“Kalau program PKBM ini dijalankan secara maksimal, hasilnya bisa sangat besar bagi proses reintegrasi sosial mereka,” tambah Sandy.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


