PRABUMULIH, PRABUMULIHPOS.CO – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi Pemerintah Kota Prabumulih turut membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Salah satu yang memanfaatkannya adalah Pemerintah Desa Pangkul di Kecamatan Cambai.
Desa tertua di Kota Nanas ini kini mulai fokus mengembangkan sektor pertanian, khususnya dengan membudidayakan pisang Cavendish di lahan seluas 3 hektare. Komoditas ini dipilih karena memiliki nilai jual tinggi dan permintaan pasar yang stabil.
Menurut Kepala Desa Pangkul, Jakaria Yadi SH MM, pengembangan kebun pisang ini memiliki dua tujuan utama: optimalisasi lahan desa dan kontribusi terhadap penyediaan bahan pangan untuk dapur MBG
“Awalnya, warga berpengalaman yang mengelola kebun ini. Namun ke depannya akan dialihkan ke BUMDes agar pengelolaan lebih terstruktur dan profesional,” ujarnya pada Selasa, 10 September 2025.
BACA JUGA:Prabumulih Berduka: Mantan Kepala BKPSDM Beny Rizal Wafat di Usia 52 TahuN
BACA JUGA:Polres Prabumulih Raih Dua Penghargaan Bergengsi di Rakernis SDM Polda Sumsel 2025
Target penanaman mencapai sekitar 1.000 batang per hektare, sehingga total bibit yang ditanam sebanyak 3.000 batang di seluruh lahan. Dengan perawatan optimal, pohon-pohon tersebut diperkirakan mulai panen setelah satu tahun.
Hasil panen akan menjadi salah satu pasokan utama untuk dapur-dapur MBG di Prabumulih. Dengan harga pasar sekitar Rp15.000 per kilogram, pisang Cavendish dinilai cukup menjanjikan secara ekonomi.
“Pisang ini hampir selalu menghasilkan panen. Meski kadang hasilnya tak maksimal, tetap ada keuntungan yang bisa didapat. Karena itulah kami memilih Cavendish,” jelas Jakaria.
Agar kualitas terjaga, bibit didatangkan langsung dari Lampung—daerah yang dikenal sebagai sentra pisang nasional. Proses tanam dilakukan bertahap dengan memperhatikan prinsip keberlanjutan.
BACA JUGA:Walikota Arlan Ajukan Solusi untuk Honorer Prabumulih yang Gagal Seleksi PPPK
BACA JUGA:Polres Prabumulih Tutup Event Adventure Offroad Rayakan HUT Bhayangkara ke-79 dengan Meriah
Yang menarik, Pemdes Pangkul juga menerapkan pola tumpang sari, yakni menggabungkan pisang Cavendish dengan tanaman kelapa sawit. Cara ini dipercaya dapat menjaga kesuburan tanah sekaligus meningkatkan hasil pertanian.
“Kami kombinasikan sawit dan pisang di lahan yang sama. Strategi ini tidak hanya membuat lahan lebih produktif, tapi juga berdampak jangka panjang,” tambahnya.
Langkah inovatif Desa Pangkul ini menjadi contoh bagaimana potensi lokal bisa diolah secara kreatif untuk meningkatkan kesejahteraan warga sekaligus mendukung program pemerintah.