Sekitar 70% pewarna yang digunakan alami, sementara pewarna sintetis dikelola melalui sistem penyaringan limbah. Langkah ini membuat Batik Siger meraih penghargaan Upakarti pada 2014 berkat dampak positifnya terhadap lingkungan dan sosial.
Perkembangan Batik Siger tak lepas dari dukungan Program Rumah BUMN BRI. Laila menceritakan pengalamannya bergabung dengan program tersebut sejak 2011–2012, mengikuti bimbingan UMKM untuk meningkatkan kapasitas usaha.
Ia mendapatkan pelatihan manajemen, strategi pemasaran, digital marketing, serta pemanfaatan e-commerce.
BACA JUGA:MKD Putuskan Uya Kuya Tak Langgar Etik, Status Keanggotaan DPR Dipulihkan
Selain itu, Rumah BUMN BRI membantu pemahaman mengenai akses permodalan, prosedur pinjaman, serta manajemen risiko. Semua ilmu tersebut diterapkan Laila dalam mengembangkan Batik Siger.
“Peran dan dukungan program ini sangat besar, membantu UMKM seperti kami untuk naik kelas,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Mikro BRI, Akhmad Purwakajaya, menegaskan komitmen BRI dalam mendampingi UMKM melalui program pemberdayaan.
“BRI tidak hanya menyediakan akses permodalan, tetapi juga pendampingan bisnis, peluang jejaring pasar, hingga go global. Dengan literasi, digitalisasi, dan fasilitasi akses, UMKM bisa meningkatkan daya saing sekaligus menciptakan nilai tambah,” jelasnya.