130 Tahun BRI: Dari Kas Masjid Hingga Bank Rakyat Terbesar

Kamis 04-12-2025,16:45 WIB
Reporter : Erna
Editor : Ros Diana

Pada 1934, berganti menjadi Algemene Volkscredietbank (aVB), dan selama masa pendudukan Jepang menjadi Syomin Ginko (1942–1945).

Pasca kemerdekaan, BRI diperkuat melalui Undang-Undang No. 21 Tahun 1968, yang menetapkan bank ini sebagai lembaga keuangan umum dengan fungsi strategis sebagai agen pembangunan.

Corporate Secretary BRI, Dhanny, menyatakan bahwa perjalanan 130 tahun telah menjadikan BRI bukan hanya bank besar, tetapi juga pilar ekonomi rakyat.

“Sebagai institusi yang telah berusia lebih dari satu abad, BRI terus memperluas inklusi keuangan. Dengan jaringan layanan luas dan basis nasabah terbesar, kami berkomitmen memberikan akses keuangan hingga pelosok negeri,” ujarnya.

BACA JUGA:Tips Liburan Hemat Nataru 2025: Nikmati Akhir Tahun Tanpa Bikin Dompet Kering

BACA JUGA:Pertamina Drilling Gelar Tes Urine Mendadak, Pastikan Lingkungan Kerja Bebas Narkoba

Kini, BRI menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia, fokus pada UMKM. Holding Ultra Mikro yang terdiri dari BRI, Pegadaian, dan PNM melayani 34,5 juta debitur aktif dengan 185 juta rekening simpanan mikro.

Jaringan layanan BRI telah menjangkau seluruh pelosok negeri, dengan lebih dari 687 ribu unit E-Channel dan 1,2 juta agen BRILink di 66.648 desa.

Aplikasi BRImo pun mencatat lebih dari 44,4 juta pengguna, menandakan meningkatnya pemanfaatan layanan digital.

Dengan lebih dari 160 juta nasabah, BRI berperan aktif dalam mendukung program pemerintah, termasuk menjadi penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbesar, mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG), serta memperkuat Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) melalui jaringan AgenBRILink.

Dalam Program 3 Juta Rumah, BRI juga telah menyalurkan FLPP untuk lebih dari 25 ribu rumah.

Kategori :