Keluhan Warga Desa Jungai: Kesulitan Pembukaan Lahan dan Kebutuhan Bibit Karet Berkualitas
Keluhan Warga Desa Jungai: Kesulitan Pembukaan Lahan dan Kebutuhan Bibit Karet Berkualitas--Foto: Prabupos
“Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada kami. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat," katanya.
Palo juga mencatat, berdasarkan laporan Kepala Desa, sekitar 90 persen warga Desa Jungai adalah petani karet, namun banyak kebun yang sudah tidak produktif. Dia berkomitmen untuk mengupayakan solusi atas masalah tersebut dan akan menjadikannya bahan pembahasan lebih lanjut.
Dalam kesempatan tersebut, Palo juga menyampaikan bahwa APBD Sumsel tahun 2025 diperkirakan mencapai lebih dari Rp11 triliun. Namun, Kota Prabumulih memiliki anggaran daerah yang relatif kecil, sekitar Rp1,3 triliun, yang menempatkannya di urutan kedua terendah dari 17 kabupaten/kota di Sumsel. “Kami berharap Provinsi Sumsel dapat memberikan dukungan lebih besar agar pembangunan di Prabumulih, termasuk Desa Jungai, dapat berkembang,” katanya.
Sebagai kota dengan banyak perusahaan yang memiliki program CSR, Palo optimis bantuan untuk desa akan semakin meningkat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan warga.
Acara reses ini dihadiri oleh sejumlah anggota DPRD Sumsel, antara lain H. Ahmad Palo SE (PPP), Ismail Hairul Pala SE (Demokrat), Mohd Moaz Ar Rifki (PKS), Muhammad Candra SH (PKB), dan Dr. Ir. H. Syamsul Bahri (Nasdem). (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: