100 Pelajar Bermasalah di Sumsel Ikuti Retret Pembentukan Karakter di Palembang
100 siswa bermasalah di Sumsel ikuti program pembinaan bertajuk Laskar Satria Pandu (LSP--Foto: Prabupos
PALEMBANG, PRABUMULIHPOS.CO – Sebanyak 100 siswa tingkat SMA/SMK dari berbagai wilayah di Sumatera Selatan yang memiliki masalah kedisiplinan akan mengikuti program pembinaan bertajuk Laskar Satria Pandu (LSP). Kegiatan ini akan berlangsung di Bumi Perkemahan Gandus, Palembang, mulai Juli 2025.
Mayoritas peserta berasal dari Kota Palembang, terdiri atas 46 siswa SMA dan 27 siswa SMK. Sementara itu, Kota Prabumulih mengirimkan lima pelajar (3 dari SMA dan 2 dari SMK), disusul oleh Ogan Ilir, Banyuasin, dan Muara Enim masing-masing lima orang (komposisi sama: 3 SMA, 2 SMK). Kabupaten OKI menyumbang tujuh peserta, yakni 4 dari SMA dan 3 dari SMK.
Program ini dirancang khusus untuk membina karakter pelajar yang dinilai sulit diarahkan melalui sistem pendidikan formal. Menurut Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, kegiatan ini menggabungkan pendekatan psikologis, nilai-nilai keagamaan, dan kedisiplinan dengan metode yang terinspirasi dari pelatihan TNI dan Polri.
“Tujuan utamanya adalah membentuk generasi muda yang tangguh secara mental dan emosional. Retret ini menjadi ruang pembinaan yang komprehensif, bukan sekadar memberi sanksi, tapi juga membangun kesadaran diri mereka,” ujar Gubernur Deru.
BACA JUGA:Kasus Aktif COVID-19 Ditemukan di Banyuasin, Sumsel: Pasien Tanpa Riwayat Perjalanan
BACA JUGA:SAR Palembang Terjunkan Tim Siaga Khusus Selama Nataru 2024/2025
Ia juga menekankan bahwa pendekatan seperti ini dapat menjadi contoh penanganan kenakalan remaja yang dapat diterapkan di daerah lain di Indonesia.
“Ini adalah bentuk investasi jangka panjang. Tujuannya bukan menghukum, melainkan menyelamatkan masa depan mereka,” tambahnya.
Fokus Pembinaan, Bukan Hukuman
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Zulkarnain SE MM, melalui Sekretaris Disdik, Misral SSn MSn, menjelaskan bahwa 100 peserta ini dipilih secara cermat melalui proses seleksi yang melibatkan guru Bimbingan Konseling di sekolah masing-masing.
“Pelajar yang kerap terlibat konflik kecil, perundungan, bolos, atau menunjukkan perilaku tidak hormat kepada guru menjadi prioritas. Tapi ada juga siswa pendiam yang sebenarnya memiliki potensi, namun butuh dorongan untuk berkembang,” jelas Misral.
Disiplin yang Menginspirasi
BACA JUGA:PEP Ramba Field Gelar Pelatihan Tanggap Darurat Kebakaran untuk Masyarakat Desa Babat Ramba Jaya
BACA JUGA:SAR Palembang Terjunkan Tim Siaga Khusus Selama Nataru 2024/2025
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


