Dijelaskan Sri, untuk penanganan penyakit kanker dan stroke pihaknya melengkapi pemeriksaan jaringan keganasan, untuk pelayanan cuci darah dengan menambah pelayanan mulai dari penambahan gedung dan SDM (Sumber Daya Manusia) dan juga membuat Poli pelayanan jantung.
"Kita juga sudah dilengkapi CT scan canggih dan dokter yang sedang disekolahkan. Karena spesialis jantung ini pertama buat kami dan masih sangat awam," bebernya.
BACA JUGA:Ini Klarifikasi Kadis PUPR Kabupaten Empat Lawang Usai Viral di Medsos
Lebih lanjut, perempuan yang pernah menjabat Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Prabumulih itu menyebut, di Prabumulih sendiri, rujukan tertinggi adalah jantung. Dimana 10 menit terlambat menangani maka 10 persen harapan hidup berkurang.
Dia menjelaskan, ada aplikasi yang akan terhubung ke masyarakat sehingga masyarakat tahu apabila ada serangan jantung dan bisa cepat tertangani. "Tahun depan, rencananya kita akan difasilitasi alat operasi jantung senilai Rp25 M dari Kementerian," jelasnya.
BACA JUGA:4 RT di Kelurahan Plaju Darat Tolak Bergabung dengan Banyuasin, Ini Alasannya
Sementara itu dr Muhamad Rizki Fadlan mengatakan, penyakit jantung masih sangat tinggi di Indonesia. Bahkan, penyebab kematian pertama adalah jantung dari 1990-2019 yang disebabkan karena adanya keterlambatan penanganan dari penyakit jantung dan pembuluh darah di masyarakat.
"Dengan alat ini hasilnya cepat, bisa langsung dikirim ke handphone pasien," tukasnya.(08)
BACA JUGA:Nggak Perlu Modal, Bisa Dapatkan Saldo DANA Rp200.000 Langsung Cair, Begini Caranya