Ia dibayar $28 perjam atau dirupiahkan Rp280 ribu per jam.
Berbeda dengan Nur, Geri yang bekerja dibagian petik buah mangga mengaku hanya mendapatkan $1500 perminggu. Pasalnya kata dia, untuk petik buah mangga hanya bekerja 9 jam.
BACA JUGA:Baru Tahu, Begini Cara Mengusir Nyamuk dengan Bahan Alami Mudah Didapat
"Kalo packing waktunya lama, kalo kami bagian picking (petik) cuma 9 jam," ujar warga kota Surabaya ini.
Geri mengaku kalo bekerja diperkebunan khususnya di Darwin sangat menggiurkan. Bahkan Ia rela datang dari daerah yang cukup jauh dari Darwin.
BACA JUGA:BRI GROUP Open Recruitment untuk Fresh Graduate dan Berpengalaman, Buruan Cek Link Daftarnya
BACA JUGA:Samsung Galaxy F34 Usung Layar Super AMOLED, Gandeng Baterai Besar Intip Harganya
Masih kata Geri, tak hanya dibayar perjam. Ada juga kebun yang membayar dengan sistem kontrak atau menghitung hasil panen.
"Bahkan dengan sistem kontrak ini sangat menguntungkan, sebab kita kalo cepat bisa menghasilkan Rp3 juta lebih dalam satu hari untuk satu orang," pungkasnya.
Seperti diketahui, negara Australia saat ini menjadi salah satu negara yang gajinya cukup menjanjikan bagi orang Indonesia.
BACA JUGA:PT Trakindo Utama Buka Lowongan Untuk Karyawan Tetap dan Kontrak, Ayo Daftar Sebelum Ketinggalan
Sebab berdasarkan standar gajinya Australia, pekerja dibayar minimal $23 perjam atau dirupiahkan yakni Rp230 kalau kurs Rp10 ribu.
Dan bekerja di perkebunan di Australia sendiri cukup banyak, mulai dari Jeruk, mangga, apel, stroberi, cery, anggur, anggur wine dan banyak lainnya. (*)