Parahnya lagi, ada siswa korban bullying yang sampai trauma hingga enggan bersekolah.
"Kasus bullying itu yang meningkat sekarang," kata Kepala Dinas PPKP3A (Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Kota Prabumulih Eti Agustina SKm MSi, Selasa 28 Mei 2024.
BACA JUGA:Orang Tua Kurnia Saleh Ahli Termuda MK Asal Prabumulih, Nonton Sidang PHPU Pakai TV Rusak
BACA JUGA:Pj Sekda Prabumulih Naik Perahu Karet, Bersihkan Sampah di Kolam Retensi
Bahkan dari curhatan korban bullying, ada yang sering diejek hanya karena memiliki kulit hitam. "Dari curhatan anak bully itukan membentak, mengejek eh kau hitam nian itu kan termasuk bully," ucap perempuan berkerudung ini.
Lantas, adalah korban bullying yang trauma? Eti menuturkan, tak hanya trauma ada siswa korban bullying yang tidak mau ke sekolah.
"Bahkan anak-anak yang sampai tidak mau sekolah, karena diejek karena dia item karena dia jelek. Tapi Alhamdulillah dengan kita pendekatan kepada anak dan orang tua, anak tersebut sudah kembali masuk ke sekolah," tuturnya.
Lebih lanjut, Eti mengutarakan kejadian bullying lebih banyak terjadi di SD dan ada juga di SMP.
BACA JUGA:Ajak Masyarakat Mandiri Pangan, Pj Wako Prabumulih Ingatkan Agar KWT Tak Mati Suri
BACA JUGA:Gangguan Transmisi SUTT 275 kV Linggau - Lahat, Pelayanan Publik Disdukcapil Prabumulih Terganggu
"Yang paling banyak ini tingkat SD. Mungkin maksudnya bermain main-main, tapi kan ada anak-anak yang serius. Secara psikis dia tidak bisa menerima, ada anak-anak yang introvert tidak terbuka.
Anak-anak yang introvert ini kan kadang-kadang takut mereka, mungkin maksudnya main-main tetapi ternyata menimbulkan hal yang buruk," jelasnya.(*)