Selain membawa seserahan, ada juga tradisi lain yang tidak kalah penting dalam prosesi lamaran di Prabumulih, terutama pada Suku Rambang.
BACA JUGA:Mengenal Tradisi Ziarah Kubur Jelang Ramadhan, Masyarakat Lakukan Ini
BACA JUGA:Tangguk, Alat Tradisional Menangkap Ikan Suku Rambang
Tradisi ini, kedua belah pihak baik dari pihak calon mempelai laki laki maupun perempuan, akan menunjuk juru bicara.
Juru bicara ini bertugas untuk menyampaikan maksud dan tujuan lamaran secara resmi, serta menjadi perantara komunikasi antara kedua keluarga.
Pada saat lamaran, juru bicara dari pihak laki-laki akan membawa pesirean, sebuah simbol penghormatan yang akan disuguhkan kepada juru bicara dari pihak perempuan.
Prosesi ini menunjukkan pentingnya etika dan tata krama dalam budaya setempat.
BACA JUGA:Mengenal Balek Andon Sujud Tradisi Suku Rambang Kota Prabumulih
BACA JUGA:Alat Tradisional Tengkuet, Masih Lestari di Kelurahan Muara Dua
Tradisi melamar ini telah berlangsung lama dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Meskipun zaman terus berubah dan modernisasi semakin berkembang, masyarakat Prabumulih tetap mempertahankan tradisi ini sebagai bagian dari identitas budaya mereka.
Tradisi ini tidak hanya menjadi bagian dari prosesi pernikahan, tetapi juga sebagai wujud penghormatan terhadap leluhur dan nilai nilai adat yang telah diwariskan.
Tradisi adat melamar di Prabumulih merupakan salah satu contoh bagaimana budaya lokal tetap bertahan dan beradaptasi di tengah arus modernisasi.
BACA JUGA:Unik, Tradisi Lelang Ongkol di Jiwa Baru Tetap Lestari
BACA JUGA:Tari Pembauran, Tradisi Khusus Suku Rambang di Acara Pernikahan
Tradisi ini juga menjadi bukti bahwa adat istiadat masih memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam momen momen penting seperti pernikahan.