Sisa air atau kelembapan dalam botol bisa menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri dan jamur untuk berkembang. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa botol plastik yang digunakan beberapa hari tanpa pembersihan memiliki kandungan bakteri setara dengan toilet umum.
Jika tidak dicuci dengan baik, botol bisa mengandung bakteri seperti E. coli yang berpotensi menyebabkan masalah pencernaan atau infeksi.
3. Pencemaran Mikroplastik
Penggunaan berulang kali menyebabkan botol plastik rentan rusak, termasuk munculnya goresan kecil di permukaannya. Goresan ini dapat melepaskan partikel mikroplastik ke dalam air yang diminum.
Mikroplastik ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia dan terkumpul di jaringan tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik berpotensi menyebabkan peradangan, gangguan hormon, dan kerusakan sel.
4. Risiko Pada Kesehatan Ibu Hamil dan Janin
BACA JUGA:Gus Miftah Mundur dari Jabatan Utusan Khusus Presiden, Ini Tanggapan Pihak Istana Negara
BACA JUGA:Tips Hemat Mengelola Anggaran Liburan Natal dan Tahun Baru 2024
Studi menunjukkan bahwa BPA yang terkandung dalam botol plastik dapat mengganggu perkembangan otak janin.
Wanita hamil yang memiliki kadar BPA tinggi dalam urin mereka lebih berisiko melahirkan anak perempuan yang mengalami masalah perilaku, seperti hiperaktif, kecemasan, atau depresi.
Bayi dan anak-anak lebih rentan terhadap dampak BPA karena sistem tubuh mereka belum mampu mengeluarkan zat berbahaya tersebut dengan efisien.
5. Peningkatan Risiko Kanker Payudara
Selain mengganggu kesehatan pencernaan dan kehamilan, penggunaan botol plastik berulang kali dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara.
BACA JUGA:Tanaman Hias Ideal untuk Musim Hujan, Cantik dan Tahan Lembap
BACA JUGA:Penerbangan Aman dan Nyaman, 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Pesawat
Menurut Breast Cancer, BPA adalah estrogen sintetis yang dapat meniru efek hormon estrogen dalam tubuh, yang mengganggu keseimbangan hormon tersebut. Paparan BPA dapat memicu perkembangan kanker payudara, terutama pada wanita dengan kanker payudara reseptor hormon positif.