Yogurt merupakan contoh makanan probiotik yang dihasilkan melalui proses fermentasi.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pemberian yogurt probiotik selama lima hari kepada anak-anak yang menjalani pengobatan antibiotik dapat menurunkan risiko diare akibat antibiotik (AAD). Namun, hasil serupa belum tentu ditemukan pada orang dewasa.
BACA JUGA:Manfaat Jalan Kaki yang Tidak Bisa Dilewatkan, Lebih dari Sekadar Olahraga Ringan
BACA JUGA:Waspada! 5 Buah Ini Bisa Picu Alergi Tak Terduga
Probiotik juga bisa ditambahkan ke makanan lain seperti jus, smoothie, susu, sereal, hingga susu formula.
3. Makanan hasil fermentasi
Makanan fermentasi, seperti tempe, kimchi, miso, sauerkraut, dan kombucha, mengandung bakteri hidup yang bermanfaat bagi usus.
Meskipun tidak semua makanan fermentasi menyimpan mikroba aktif akibat proses penyimpanan dan pencernaan, senyawa hasil fermentasinya tetap berguna bagi kesehatan usus.
BACA JUGA:7 Makanan Pembakar Lemak yang Terbukti Efektif, Cocok untuk Diet Sehat
BACA JUGA:Waspada! 5 Buah Ini Bisa Picu Alergi Tak Terduga
Dalam satu studi, konsumsi rutin 100 gram sayuran fermentasi setiap hari selama enam minggu membantu memperbaiki komposisi mikrobioma usus peserta.
4. Makanan berserat tinggi
Serat, khususnya serat larut, dapat difermentasi oleh bakteri baik dan menghasilkan senyawa yang berguna bagi tubuh. Sementara itu, serat tidak larut mendukung kelancaran sistem pencernaan dengan membantu pengeluaran sisa makanan.
5. Makanan kaya antioksidan
Usus terpapar berbagai zat berbahaya baik dari dalam maupun luar tubuh. Jika terus-menerus terjadi, hal ini bisa merusak sel usus, mengganggu mikrobioma, dan menurunkan kekebalan tubuh.
Asupan yang tinggi antioksidan, seperti buah dan sayuran berwarna terang, bisa membantu melawan radikal bebas, memperbaiki kerusakan sel, serta menjaga kekuatan sistem imun dan kesehatan usus secara menyeluruh.