Finishing matte yang tidak mudah meninggalkan sidik jari juga membuat tampilannya tetap bersih dan premium.
Namun, bobotnya yang cukup berat bisa terasa kurang nyaman bagi sebagian pengguna saat digunakan lama.
Absennya jack audio 3,5 mm juga menjadi kekurangan bagi mereka yang masih menggunakan earphone kabel.
Selain itu, desain punch-hole kamera depan terasa kurang inovatif dibanding tren desain layar penuh di tahun 2025.
BACA JUGA:Samsung Galaxy XR Siap Mengguncang Pasar XR Premium, Usung Snapdragon XR2+ Gen 2 dan Android XR
BACA JUGA:Samsung Galaxy Z Fold 8 Diprediksi Jadi HP Lipat Premium Paling Canggih, Bawa Kamera 200MP dan S Pen
3. Layar
Samsung membekali Galaxy A55 dengan layar Super AMOLED 6,6 inci beresolusi Full HD+ (1080 x 2340 piksel) dan refresh rate 120Hz.
Tampilan warnanya tajam, kontras tinggi, dan tetap jelas di bawah sinar matahari berkat kecerahan puncak 1000 nits.
Fitur HDR10+, Eye Comfort Shield, dan Vision Booster menambah kenyamanan saat menonton atau bermain game.
Pengalaman visualnya pun hampir setara dengan ponsel flagship, terutama setelah pembaruan One UI 7 yang membuat reproduksi warna lebih akurat.
BACA JUGA:Samsung Galaxy Z Fold 8 Diprediksi Jadi HP Lipat Premium Paling Canggih, Bawa Kamera 200MP dan S Pen
Kekurangannya, refresh rate tinggi membuat konsumsi daya lebih boros. Belum adanya dukungan Dolby Vision dan Always-On Display adaptif juga membuat pengalaman multimedia terasa sedikit kurang maksimal.
4. Performa
Dapur pacu Galaxy A55 diperkuat oleh chipset Exynos 1480 (4nm) dengan GPU Xclipse 530 berbasis AMD.