Putra Walikota Prabumulih Alami Luka Serius, Penanganan Medis Diduga Ditunda Rumah Sakit Swasta
Putra Walikota Prabumulih Alami Luka Serius, Penanganan Medis Diduga Ditunda Rumah Sakit Swasta--Foto: Prabupos
PRABUMULIH, PRABUMULIHPOS.CO – Kejadian tak terduga terjadi di Kota Prabumulih pada Kamis malam (24/7) ketika putra Walikota Prabumulih, H Arlan, mengalami luka parah di bagian kepala dan diduga tidak mendapatkan penanganan medis darurat di sebuah rumah sakit swasta setempat.
Berdasarkan informasi yang diterima, anak dari Walikota dengan inisial M mengalami cedera serius yang membutuhkan intervensi medis segera, termasuk kemungkinan operasi kepala.
Namun saat tiba di rumah sakit swasta tersebut, petugas medis yang bertugas diduga menolak memberikan tindakan medis darurat.
Menariknya, Walikota H Arlan datang tanpa pengawalan resmi dan hanya ditemani oleh istrinya. Saat mereka tiba, respons dari petugas medis terbilang lambat dan menyarankan agar operasi dilakukan keesokan harinya.
Hal ini memicu kekecewaan dan kemarahan dari Walikota Arlan, yang menilai rumah sakit telah lalai dalam menangani keadaan darurat tersebut.
BACA JUGA:Waspada Musim Kemarau, Polres Prabumulih Ingatkan Bahaya Kebakaran
BACA JUGA:Viral! Penjual Kerupuk Asal Prabumulih Tempuh Ribuan KM Jalan Kaki Demi Bertemu Dedi Mulyadi
Untuk menghindari risiko, ia segera memindahkan anaknya ke rumah sakit lain di kota yang sama.
Di fasilitas kesehatan kedua, tim medis segera memberikan tindakan. Anak dari H Arlan menjalani operasi dengan 12 jahitan di kepala dan kondisinya dilaporkan stabil setelah penanganan.
Ketika dikonfirmasi oleh media, H Arlan membenarkan kejadian tersebut secara singkat, “Au deng nian (iya, benar),” ujarnya.
Menanggapi peristiwa ini, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Prabumulih, Djoko Listyano, menyatakan bahwa pihaknya sudah melakukan penyelidikan terhadap rumah sakit yang bersangkutan.
BACA JUGA:Semarak Bhayangkara Fun Run 2025 di Prabumulih, Ribuan Warga Antusias Meriahkan Lomba
BACA JUGA:Disenggol Kereta Babaranjang, Nenek di Prabumulih Masih Bisa Selamat
“Ini bukan penolakan total, melainkan penghambatan pelayanan. Dalam keadaan darurat, tindakan medis seharusnya dilakukan segera, bukan ditunda,” tegas Djoko pada Jumat (25/7).
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


