Petani Rejosari Mulai Mandiri Lewat Pelatihan Bisnis Pertanian
Petani Rejosari Mulai Mandiri Lewat Pelatihan Bisnis Pertanian--Foto: Prabupos
PRABUMULIH, PRABUMULIHPOS.CO — Di tengah hamparan sawah Desa Rejosari, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI, kehidupan para petani berjalan selaras dengan ritme alam.
Saat panen melimpah, wajah mereka berseri-seri. Sebaliknya, ketika cuaca tak mendukung, kekhawatiran finansial kembali menghantui.
Kondisi ini dirasakan oleh Rosela, seorang petani padi yang menggantungkan mata pencahariannya dari hasil sawah. Hasil panen yang tidak menentu membuat pendapatan keluarganya sering kali fluktuatif, masalah yang juga dialami banyak petani lain di desa tersebut.
Sebagai Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT), Rosela berupaya mencari solusi. Ia menyadari bahwa ketergantungan penuh pada hasil padi membuat petani rentan. Dibutuhkan alternatif agar ekonomi tetap bergerak, meski panen sedang menurun.
BACA JUGA:PKS Prabumulih Gelar Rakerda, Perkuat Konsolidasi dan Pelayanan Publik
BACA JUGA:Prabumulih Siap Miliki Kantor Layanan Haji dan Umrah, Pelayanan Jadi Lebih Dekat dan Cepat
Kesempatan itu hadir ketika PT Pertamina EP Pendopo Field meluncurkan program pelatihan manajemen keuangan dan kewirausahaan melalui Pusat Pertanian Organik Terintegrasi.
Program ini merupakan bentuk nyata dukungan perusahaan hulu migas tersebut untuk memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya.
Pelatihan yang digelar menjelang akhir 2025 ini tidak hanya fokus pada teknik bertani, tetapi juga membekali petani dengan pemahaman bisnis.
Peserta belajar menghitung biaya produksi, mengatur arus kas, serta menyusun strategi pengembangan usaha agar hasil pertanian memberikan nilai tambah.
BACA JUGA:Pemkot Prabumulih Bersatu: Siapkan Bantuan untuk Korban Bencana Sumatera
BACA JUGA:Halaman Kantor Jadi Ladang Produktif: Polres Prabumulih Panen Cabai & Kacang Panjang
Bagi Pendopo Field, pertanian tidak cukup hanya sampai tahap produksi. Pemahaman manajemen usaha dianggap penting agar petani mampu bersaing dan bertahan menghadapi perubahan pasar.
Seiring waktu, pola pikir para petani mulai berubah. Dari sekadar mengelola lahan, mereka kini melihat peluang bisnis baru. Beragam ide muncul, membuka kemungkinan pendapatan alternatif.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


