Mengenal Lebih Dekat Tradisi Melamar Masyarakat Kota Nanas, Miliki Keunikan Tersendiri

Mengenal Lebih Dekat Tradisi Melamar Masyarakat Kota Nanas, Miliki Keunikan Tersendiri

Ilustrasi Memasang Cincin Pernikahan--Pixabay

PRABUMULIHPOS.DISWAY.ID - Tradisi adat melamar dari masyarakat Prabumulih, Sumatera Selatan, merupakan salah satu warisan budaya yang kaya dan unik.

Kota Prabumulih dikenal sebagai Kota Nanas banyak dihuni oleh Suku Rambang dan Suku Belide, yang masing masing memiliki tradisi lamaran tersendiri.

Lamaran merupakan prosesi penting dalam adat pernikahan di Indonesia, termasuk di Kota Prabumulih. 

Prosesi ini melibatkan calon mempelai laki laki yang datang ke rumah calon mempelai perempuan untuk meminta izin agar bisa menjadikannya sebagai istri. 

BACA JUGA:Sambut Bulan Ramadhan 1445 Hijriah, Warga Jiwa Baru Lubai Masih Kental Lakukan Tradisi 'Betuhon' ke Masjid

BACA JUGA:Uniknya Tradisi Melemang di Kota Nanas, Kini Masih di Lestarikan Oleh Warga Setempat

Jika lamaran diterima, maka hubungan kedua keluarga tersebut akan ditandai dengan pertunangan.

Meskipun secara umum prosesi lamaran di Prabumulih serupa dengan daerah lain di Indonesia, tradisi ini memiliki ciri khas tersendiri.

Salah satu hal yang membedakan adalah bahasa atau tutur cara penyampaiannya, serta benda-benda yang dibawa oleh calon mempelai laki laki.

Pada masyarakat Suku Rambang, salah satu hal yang tidak boleh dilewatkan dalam prosesi lamaran adalah membawa lemang juada.

BACA JUGA:Mengenal Nugal, Tradisi Menanam Padi Suku Rambang

BACA JUGA:Tradisi Menangkap Ikan Bekarang di Kota Prabumulih, Mirip Upacara Mubus Babak

Lemang juada merupakan sebuah tradisional yang dimasak dalam bambu.

Makanan ini menjadi salah satu simbol penting untuk prosesi lamaran dan menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: