Guru kelas 1 Harus Fahami Penilaian pada kurikulum Merdeka

Guru kelas 1 Harus Fahami Penilaian pada kurikulum Merdeka

Kamaluddin saat mengisi materi tentang Penilaian pada kurikulum Merdeka di Kecamatan Prabumulih Barat --

Bekali Guru Kelas 1 Tentang Penilaian Pada Kurikulum Merdeka 

PRABUMULIHPOS.DISWAY.ID- Dalam pelaksanaan Bimbingan Tekhnis (Bimtek) Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) untuk guru kelas 1 SD, di lingkungan Kecamatan Prabumulih Barat, pengurus Kelompok kerja kepala sekolah (K3S) kecamatan Prabumulih Barat, undangan Nara sumber kompeten, Kamaluddin SPd.

 

BACA JUGA:Ini Pesan Kadisdik Untuk Para Kepsek SD

Dalam kesempatan ini, Kamaluddin mengatakan, guru harus update ilmu pengetahuan agar bisa mengimbangi antara bahan ajar, dengan kebutuhan siswa sesuai dengan aturan yang berlaku. 

BACA JUGA:Ini Upaya K3S Kecamatan Prabumulih Timur Untuk Mendukung Percepatan Implementasi Kurikulum Merdeka

"Semua kebijakan harus selalu diikuti, Setiap ganti Mentri juga ganti kebijakan. Sekarang namanya kurikulum merdeka, maka penilaian yang ada pada kurikulum sebelumnya, sama dengan asesment di kurikulum 2023," tutur Kamal.

Menurut Kepala SD 25 Prabumulih ini, Kurikulum Merdeka melaksanakan penilaian, namanya formatif dan sumatif. Formatif merupakan penilaian harian, sumatif merupakan tengah semester dan penilaian akhir semester.

BACA JUGA:Yuk Cek, Ini Daftar Sekolah di Prabumulih yang Terapkan Kurikulum Merdeka TA 2023-2024

Kapan guru melakukan penilaian formatif, yaitu disetiap akhir capaian pembelajaran. dan kapan melaksanakan penilaian sumatif, itu penilaian tengah semester (PTS) sekarang namanya sumatif tengah semester (STS), dan akhir semester namanya Sumatif akhir semester (SAS). "Pada intinya penilaian adalah sama, hanya saja yang mencolok adalah pada sebutan namanya," tuturnya.

BACA JUGA:Tahun Ajaran Baru Semua Satuan Pendidikan Akan Menerapkan Kurikulum Merdeka

Memang, pada dasarnya semua guru sudah mengikuti pelatihan, yang disarankan secara mandiri, namun karena masa pandemi , jadi semua pelatihan dilakukan secara online, secara virtual, yang tidak maksimal. "Pertemuan dari jarak jauh memang tidak akan maksimal. Apalagi kita belajar secara mandiri, kurang memacu semangat. Karena itu saat penerapan kurikulum merdeka, kita masih perlu melakukannya pelatihan secara tatap muka langsung. Dan kesempatan ini tiba pada saat ini, fahami benar benar tanggung jawab sebagai guru pada kurikulum Merdeka," pintanya.(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: