Disnaker Prabumulih Selamatkan Pekerja Migran Ilegal, Puspa Dewi Pulang ke Kampung Halaman

Disnaker Prabumulih Selamatkan Pekerja Migran Ilegal, Puspa Dewi Pulang ke Kampung Halaman--Foto: Prabupos
PRABUMULIHPOS.DISWAY.ID - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Prabumulih berhasil mengawal pemulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal asal Prabumulih, Puspa Dewi (36), yang sempat bekerja di luar negeri tanpa dokumen resmi.
Pada Senin malam, 17 Februari 2025, sekitar pukul 22.59 WIB, Puspa Dewi tiba di kantor Disnaker Prabumulih. Kedatangannya disambut oleh Plt Kepala BP3MI Sumsel serta perwakilan dari Disnaker dan Dinsos Prabumulih. Puspa juga disambut hangat oleh ibu dan keluarganya yang telah menunggu di sana.
Dengan penampilan mengenakan kerudung pink, kemeja putih-biru, celana jeans biru, dan sepatu putih, Puspa Dewi terlihat dalam keadaan sehat dan tidak kekurangan apapun. Ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak-pihak yang telah membantu proses kepulangannya. "Saya kapok," ujarnya singkat.
Sebagai seorang ibu dari dua anak, Puspa Dewi menjelaskan bahwa alasan utama kepulangannya adalah perlakuan buruk yang diterimanya dari majikan dan ketidakpastian soal gaji. Selama 4,5 bulan bekerja di Singapura, ia mengaku tidak mendapatkan bayaran dan malah diminta mengganti sejumlah uang oleh agen yang memberangkatkannya.
BACA JUGA:6.500 Siswa Prabumulih Terima Makanan Bergizi Gratis, Program Baru untuk Meningkatkan Kesehatan Anak
BACA JUGA:BPBD Prabumulih Telusuri Sungai Kelekar, Temukan Tumpukan Sampah Puluhan Meter
Ia mengungkapkan sejumlah kesulitan yang membuatnya merasa tidak betah, seperti sering dimarahi oleh majikan dan kesulitan mengasuh anak majikan yang sangat nakal. "Saya merasa serba salah sepanjang waktu," katanya, menambahkan bahwa ia hanya mengalami kekerasan verbal dan tidak fisik.
Puspa Dewi juga menceritakan bahwa keputusan untuk bekerja secara ilegal ke Singapura dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang mendesak. "Saya butuh pekerjaan dan uang, sehingga ingin bekerja secepatnya," jelasnya. Selain itu, tawaran gaji yang lebih besar dibandingkan di Prabumulih membuatnya tertarik. Teman-temannya di Prabumulih dan Singapura yang mengenalkan pekerjaan tersebut kepadanya.
Di Singapura, ia dijanjikan gaji sebesar 550 dolar Singapura ditambah 20 dolar untuk pengganti hari libur. "Kalau dihitung dengan hari libur, gaji saya mencapai sekitar Rp7 juta per bulan," tambahnya.
Kepala Disnaker Prabumulih, H Sanjay Yunus, mengungkapkan bahwa informasi mengenai keadaan Puspa Dewi pertama kali diterima melalui media sosial, di mana Puspa meminta bantuan kepada pemerintah setempat. "Begitu menerima informasi tersebut, saya langsung menginstruksikan staf untuk memverifikasi kebenarannya dan menghubungi keluarga," ujarnya.
BACA JUGA:Pemkot Prabumulih Terapkan Tiga Langkah Strategis Atasi Kelangkaan Gas LPG 3 KG
BACA JUGA:Bhabinkamtibmas Gunung Ibul Timur Gerak Cepat Bantu Warga Stroke ke Rumah Sakit
Setelah memastikan kebenaran informasi tersebut, pihaknya segera berkomunikasi dengan Puspa Dewi melalui keluarga. "Pada saat itu, saya juga dihubungi oleh Walikota terpilih yang meminta bantuan untuk memulangkan Puspa Dewi. Kami segera berkoordinasi dengan BP3MI Sumsel, yang langsung menghubungi KBRI untuk membantu proses kepulangannya," jelasnya.
Terkait denda sebesar Rp26 juta yang harus dibayar oleh Puspa Dewi, Sanjay menjelaskan bahwa pihak agen telah mempermudah masalah tersebut setelah dihubungi oleh KBRI. Pemerintah Kota Prabumulih akhirnya menanggung biaya kepulangan Puspa Dewi, termasuk pembelian tiket pulang pada tanggal 17 Februari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: