Selanjutnya bidan tersebut kemudian datang lagi ke rumah untuk memberikan suntikan dengan berbagai macam cairan yang banyak sebagaimana dalam video tersebar itu.
Nah, selama menjalani pengobatan terakhir di oknum bidan tersebut tak ada perubahan sama sekali dan semakin parah kondisi pasien.
BACA JUGA:Kantor Disdukcapil Kota Prabumulih Diserbu Calon Pelamar Polri
BACA JUGA:Hendak Nyalip, Mini Bus Pengangkut Ayam di Prabumulih Nyemplung ke Sungai Karang Jaya
Lalu, pasien akhirnya memutuskan untuk tidak lagi berobat ke bidan tersebut.
Lalu, ketika pasien melakukan pengobatan mandiri di salah satu rumah sakit ternyata ginjal pasien mengalami pembengkakan, yang mana ginjal pasien sebelumnya sehat.
Sehingga divonis harus melakukan cuci darah. Pasien melakukan cuci darah sebanyak 6 kali, pada akhirnya sudah tidak dapat tertolong lagi atau meninggal dunia pada 23 Januari 2024.
Mengenai video yang viral di media sosial tersebut seketika banjir komentar dari netizen, tak sedikit dari mereka menghujat oknum dokter yang diduga melakukan malapraktik .
BACA JUGA:Tak Dilarang Pemerintah, Irmas di Prabumulih Gelar Takbir Keliling
"Bidan jaman sekarang banyak yang mendadak jadi dokter dan dokter kencatikan ngeli lihatnya,"kata @nurul***
"Kalau sakit magh harusnya kasih suntikan omeprazole ataupun ranitidine, setelah itu pasien diberikan obat jalan sejenis antasida untuk mengobati tukak lambungnya.
Kalau dicampur kayak yang divideo itu obatnya yang jelas efeknya ke ginjal lah,"tulis @fernando***
"Kok bidan pakai snelli dokter? Itu saja sudah menyalahi aturan,"tulis @sura***
"Prosedurnya saja sudah menyalahi aturan, mana ada obat sebanyak itu dijadikam 1 didalam spuit 50cc untuk.di suntik secara IM nya pun salah,"ujar netizen lainnya. (*)