Waspada DBD, Kadinkes Prabumulih Ajak Masyarakat Terapkan PHBS, Fogging Bukan Penanggulangan Utama

Waspada DBD, Kadinkes Prabumulih Ajak Masyarakat Terapkan PHBS, Fogging Bukan Penanggulangan Utama

Kadinkes Kota Prabumulih dr Hj Hesti Widyaningsih MM --

Waspada DBD, Kadinkes Prabumulih Ajak Masyarakat Terapkan PHBS, Fogging Bukan Penanggulangan Utama

 
PRABUMULIH, PRABUMULIHPOS.DISWAY.ID - Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), masih menjadi masalah kesehatan yang harus diwaspadai.
 
 
 
Sebab, bila tidak ditangani dengan cepat dan dengan baik. Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti ini bisa menyebabkan kematian. 
 
 
 
Dilansir dari berbagai sumber, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada 1.236 kasus kematian akibat DBD di Indonesia pada 2022. Jumlah ini melonjak hingga 75,32% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 705 kasus kematian.
 
 
 
Nah, di Kota Prabumulih sendiri penderita DBD saat ini mencapai ratusan. Jumlah itu merupakan jumlah, penderita yang tercatat di Dinas Kesehatan Kota Prabumulih berdasarkan laporan dari masing - masing Puskesmas yang ada di Kota Prabumulih.
 
 
 
Data itu terhitung sejak awal tahun 2023 atau tepatnya sejak Januari hingga Juli ini. "Yang tercatat di kita sebagai kasus DBD itu jumlahnya mencapai ratusan orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Prabumulih dr Hj Hesti Widyaningsih MM.
 
 
 
Lalu seperti apakah penanganan terhadap penyakit DBD. Sebab, banyak masyarakat yang beranggapan bila musim DBD fogging menjadi keharusan sebagai salah satu penanggulangan utama memberantas DBD.
 
 
 
Terkait itu, dr Hesti menuturkan bila fogging bukanlah penanggulangan utama. "Fogging  hanya membunuh nyamuk dewasa saja," tegasnya.
 
 
 
Adapun upaya pencegahan yang lebih ditekankan, tutur mantan Direktur RSUD Kota Prabumulih ini yakni dengan cara pemberantas sarang nyamuk dengan menerapkan Penelitian Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
 
 
 
"Kita menekankan masyarakat untuk menerapkan PHBS. Dengan melakukan langkah antispasi. Yakni, pemberantasan sarang nyamuk menguras menutup penampungan air, menebar bubuk abate dan ikan pemakan jentik," tuturnya.
 
 
 
Sementara itu, untuk penanganan terhadap penderitaan DBD. Pihak dinas kesehatan, sudah melakukan sejumlah penanggulangan baik itu penyelidikan epidemiologi (menganalisa tentang penyebaran) maupun kegiatan fogging fokus.
 
 
 
 "Kita masih sifatnya fogging fokus, karena sifatnya tidak melakukan fogging massal," tuturnya mengungkapkan fogging massal dilakukan bila memiliki syarat, seperti harus pelaporan KLB selain ada laporan kasus kematian juga peningkatakan kasus dari bulan sebelumnya.
 
 
 
Sementara untuk di Kota Prabumulih, hingga saat ini tak ada kasus kematian akibat DBD. Oleh karena itulah , terkait Informasi yang beredar adanya kasus kematian DBD, dr Hesti membantah keras.
 
 
 
Dikatakannya, tim Dinkes telah menurunkan tim investigasi. Kemarin tim dari dinas kesehatan sudah turun untuk melakukan audit kasus lah ya, menginvestigasi lebih lanjut ternyata itu bukan kasus DSR bukan kasus karena DBD jadi ada penyebab lain," tukasnya kembali mengajak masyarakat untuk menerapkan PHBS.(*)
 
 
 
 
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: